YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Sejak edisi Jumat (10/2/2023) hingga hari ini (Senin, 13/2/20203), pemberitaan di salah satu media memuat liputan investigasi terkait praktek perjokian penyusunan karya ilmiah yang sedang marak terjadi di beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta. Secara otomatis pemberitaan ini langsung menjadi sorotan dan perbincangan hangat di lingkup perguruan tinggi.
Bagaimana tidak, diuraikan dalam hasil investigasi, pihak yang terlibat dalam praktek joki karya ilmiah bukan hanya dari kalangan mahasiswa. Bahkan dosen yang sedang dalam proses pengajuan menjadi guru besar tidak luput dari sorotan investigasi ini.
Terindikasi dosen di beberapa kampus menggunakan jasa ‘tambahan’ dalam penerbitan artikelnya di jurnal internasional bereputasi. Beberapa pula bahkan ditemukan mencantumkan diri sebagai penulis utama meski sama sekali tidak memiliki kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah tersebut.
Bermula dari pemberitaan ini pula, redaksi iNews Sleman kemudian menghubungi salah satu penyedia jasa dan sepakat untuk bertemu di sebuah Cafe (Minggu, 12/2/2023).
Sembari menikmati kopi di salah satu Cafe yang tidak jauh dari pusat Kota Yogyakarta, redaksi iNews Sleman bersama si penyedia jasa skripsi dan tesis, Wira (bukan nama sebenarnya) ngopi bareng dan membicarakan banyak hal tentang pengalamannya melayani pembuatan karya ilmiah skripsi dan tesis yang telah ia lakukan sejak tahun 2021.
Wira menuturkan bahwa pada mulanya ia hanya sekedar membantu teman yang kesulitan mengerjakan tugas kuliah dari dosen.
Namun siapa sangka berawal dari mengerjakan tugas salah seorang teman inilah si Wira kini berlanjut mengerjakan skripsi bahkan tesis dari mahasiswa tingkat akhir yang tersebar di beberapa kampus di Daerah Istimewa ini.
“Dulu cuma bantu-bantu teman garap tugas dari dosennya. Setelah selesai garap, sama orangnya dikasi ‘uang ngopi’ sebagai bentuk terima kasih, dari situlah saya kepikiran untuk pasang tarif saja kalau ada lagi yang mau dibantu garap tugas,” kenangnya.
Wira merupakan alumni salah satu perguruan tinggi swasta ternama di Yogyakarta dan kini sedang melanjutkan studi magister pada salah satu perguruan tinggi negeri di wilayah yang sama. Ia mengisahkan bahwa hampir semua ‘kliennya’ merupakan mahasiswa tingkat akhir baik S1 ataupun S2 yang telah memiliki kesibukan di ranah lain.
Keterbatasan waktu untuk menggarap tugas akhir ditambah tuntutan pekerjaan pada akhirnya membuat mereka menggunakan jasa Wira dalam pembuatan tugas akhirnya.
“Kebanyakan dari mereka itu sudah masuk fase akhir dan sudah terancam di-DO kampusnya. Tapi di sisi lain mereka juga sudah kerja di bidang lain. Jadi mau tidak mau mintalah mereka ke saya buat garapin tugas akhirnya,” ungkap Wira.
Saat ditanyai terkait tarif yang ia pasang untuk pengerjaan satu buah karya tulis ilmiah, Wira dengan rileks membeberkan bahwa untuk satu skripsi yang full digarap olehnya tarifnya yakni Rp 5 juta. Sementara untuk tesis ia mematok harga Rp 8 juta. ‘Paket’ yang ia tawarkan sudah termasuk revisi jika ada.
Terkait mengapa Wira bersedia menggarap tugas akhir mahasiswa lain, ia beralasan murni untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari, sekaligus untuk biaya pendidikannya juga.
Saat masih menempuh kuliah S1, Wira sempat menyambi sebagai driver ojek online, namun penghasilannya sebagai driver ojek ini belum mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di sisi lain ia juga sungkan untuk terus meminta uang kepada orang tuanya.
Akhirnya, pada pertengahan 2021 lalu, ketika Wira telah menyelesaikan sidang skripsi, sembari menunggu jadwal wisuda kampus, datanglah seorang teman yang meminta bantuan untuk penggarapan tugas kuliah tadi. Dari sinilah ia akhirnya dikenalkan dan dihubungkan kepada mahasiswa-mahasiswa lain yang sedang kesulitan menggarap tugas akhir.
“Jadi driver ojol ngak cukup buat penuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk membayar biaya kuliah. Bukannya untung, malah cuma dapat capek,” beber Wira sembari terkekeh mengenang perjuangannya memperoleh tambahan pemasukan.
Bersambung...
Editor : Ammar Mahir Hilmi