Masjid Bergaya Kremlin Rusia Ini Ada di Sleman, Selalu Diramaikan Jemaah

SLEMAN, iNewsSleman.id - Masjid di Sleman Yogyakarta yang satu ini berbeda dengan masjid kebanyakan. Bentuk kubahnya yang unik dan menarik dengan gaya arsitektur ala Kremlin, Rusia membuat Masjid An-Nurumi ini selalu ramai dikunjungi jamaah baik warga sekitar maupun musafir yang kebetulan melintas.

Masjid ini terletak di tepi Jalan Raya Yogya-Solo Kilometer 15, Candisari, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Masjid An-Nurumi ini memang terlihat unik dan menarik dan tampak mencolok karena kubah-kubah berwarna-warni dan bangunannya mengadopsi gaya arsitektur khas Kremlin yang merupakan ikon Kota Moskow, Rusia.

Karena itulah tempat peribadatan umat Islam ini juga dikenal dengan nama "Masjid Kremlin". Meskipun pada faktanya, Kremlin adalah nama sebuah benteng kuno di kompleks Gereja Katedral Santo Basil di Rusia.

Berdiri di atas luas  lahan 700 meter persegi, Masjid Kremlin ini memiliki sembilan menara berkubah dengan warna yang beraneka ragam yang didominasi warna kuning, biru dan hijau.

Selain keunikan eksteriornya, masjid yang diresmikan Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 2007 silam ini juga mempunyai keunikan di bagian interiornya.

Pada bagian dalam menara kubah terdapat kaligrafi Arab dan Asmaul Husna yang tersusun rapi dari atas sampai dengan bawah dengan cat warna terang.

Masjid unik ini dibangun oleh seorang pengusaha ayam goreng Kalasan yakni Nur Indarti. Dia  ia terinspirasi akan keindahan bangunan Kremlin ketika berkunjung ke Rusia.

Usai menunaikan ibadah umrah bersama anaknya Umi Nur Salim saat itu Nur Indarti bernazar akan mendirikan masjid bergaya arsitektur ala Kremlin lengkap dengan kubah warna warni jika memiliki banyak rejeki.

Nama Masjid An-Nurumi juga merupakan kombinasi nama Nur dan Umi atau ibu dan anak yang merupakan pendiri masjid tersebut.

“Bentuknya yang unik dan menarik dengan gaya arsitektur ala Kremlin Rusia inilah yang membuat Masjid An-Nurumi selalu ramai dikunjungi jamaah baik warga sekitar maupun musafir yang kebetulan melintas,” Slamet Budiono Jarot selaku   tokoh masyarakat setempat.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta