YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Tradisi Syawalan, atau silaturahmi di bulan Syawal adalah salah satu tradisi yang baik di masyarakat dan negara tidak perlu mengambil kebijakan tentangnya.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Syawalan Keluarga Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (29/4/2023).
Dalam acara yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center UAD tersebut, Haedar menyampaikan mengenai hal yang perlu diaktualisasikan dari iman dan amal saleh hasil dari puasa Ramadan, yaitu membangun kehidupan yang lebih baik.
Dalam hal ini, Haedar mencontohkan tradisi Syawalan. Dalam tradisi masyarakat Arab, kata Haedar, nama-nama Bulan Hijriyah punya kaitan dengan musim dan kegiatan masyarakat Arab.
“Seperti misalnya, Muharram bulan yang terlarang untuk perang, Safar bulan yang kosong, Rabiul Awal bulan musim semi pertama, Rabiul Akhir, musim semi kedua, Jumadil Awal musim panas pertama, Jumadil Akhir musim panas kedua, Sya’ban bulan peralihan, Ramadan bulan yang terik, dan Syawal bulan berburu. Berarti, di bulan Syawal kita harus berburu amal lebih baik lagi dari sebelumnya,” ujar Haedar.
Dalam konteks PTM, Haedar Nashir menerangkan berburu amal berarti meningkatkan kualitas PTM menjadi lebih baik lagi. Karena tantangan dalam dunia Pendidikan semakin tinggi.
Dalam hal kognisi, menurut Haedar, Indonesia juga masih tertinggal. Indonesia cenderung lebih fokus pada kecerdasan emosional dan spiritual, sehingga seringkali kecerdasan intelektual dikesampingkan. Maka, keberimbangan menjadi penting.
“Di sinilah kita perlu membangun Pendidikan yang transformatif,” tambahhnya.
Dengan meningkatkan mutu PTM, Haedar menerangkan, maka itu akan turut membangun peradaban maju. Membangun peradaban harus dimulai dari tahap ke tahap. Lembaga Pendidikan, lembaga Sosial, Amal Usaha, Masjid, dan Musala itu adalah alat untuk membawa peradaban maju.
“Maka bagaimana setelah Idulfitri kita bisa membawa persyarikatan menuju berkeadaban maju yang khaira ummat. Itulah makna Syawalan, yaitu berburu kebaikan dalam berbagai dimensi kehidupan dan mengaplikasikan ibadah di Bulan Ramadan, sekaligus memperbaiki diri agar menjadi orang yang lebih baik,” imbuh Haedar.
Editor : Bayu Arsita