MAGELANG, iNewsSleman.id – Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Muntolib menjadi pemateri dalam kegiatan yang dihelat Keuangan dan BMN Kanwil Kemenag DIY ini diikuti 200 peserta yang terdiri dari unsur Kanwil, Kankemenag Kabupaten/Kota, madrasah se-DIY. Menurutnya, Moderasi Beragama bukanlah memoderasi agama, namun memoderasi pemahaman keberagamaan.
“Ada empat indikator Moderasi Beragama yakni toleransi, komitmen kebangsaan, anti kekerasan dan penghargaan pada tradisi,” ungkap Muntolib.
Toleransi, menurutnya, dapat dimaknai untuk menghargai perbedaan yang ada. Komitmen kebangsaan, dapat diartikan patuh kepada negara.
“Termasuk mematuhi instruksi atasan merupakan wujud komitmen kebangsaan,” ujar Muntolib.
Selain itu harus anti kekerasan, yang dimaknai sebagai sikap adaptif terhadap perubahan kebijakan. Sementara penghargaan pada tradisi, Kabag TU meminta jajaran Kemenag DIY untuk menghargai tradisi dan budaya lokalitas.
Sebelumnya, perwakilan panitia penyelenggara Agus Wijanarko menyebut kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan moderasi beragama para pengelola keuangan dan BMN. Sebagai kata kunci yang digaungkan oleh Kemenag.
Agus juga menyoroti tentang kiat pengelolaan keuangan yang menjadi kunci keberhasilan kinerja instansi terkait.
“Pertama, koordinasi yang tidak sekedar koordinasi, namun juga kooperatif dan komunikasi. Kedua, segala bentuk pembiayaan wajib non-tunai. Tiga tahun belakangan ini Badan Pemeriksa Keuangan selalu menanyakan terkait ini. Ketiga, seluruh pekerjaan berbasis online. Tidak hanya aplikasinya saja yang online, tapi petugas atau operator juga mesti online, sebab pekerjaan yang berkaitan dengan keuangan saat ini dapat digarap dengan ponsel, tidak selalu mesti harus dengan laptop atau komputer,” pungkas Agus.
Selanjutnya peserta diajak melakukan sejumlah game permainan membangun kebersamaan sebelum turun rafting di Sungai Elo, Magelang.
Editor : Fitriyani