YOGYAKARTA.iNewsSleman.id - Pemerintah Daerah DIY kembali akan menggelar ajang pameran batik dua tahunan Jogja International Batik Biennale (JIBB).
Ketua Panitia JIBB Gatot Saptadi pada jumpa pers penyelenggaraan JIBB pada Rabu (21/06) mengatakan, tiap motif batik memiliki makna berbeda yang harapannya bisa diketahui masyarakat secara lebih luas. Batik Daur Hidup yang dipamerkan nantinya menggambarkan setiap tahapan kehidupan manusia mulai lahir hingga meninggal dunia.
"Display Batik Daur Hidup kami tampilkan mulai dari lahir sampai meninggal, motif punya arti dan digunakan saat momen-momen kehidupan. Saat ada sripah (orang meninggal) misalnya, kainnya berbeda makna dengan saat njagong manten, nah ini yang kami ingin sampaikan ke masyarakat luas," katanya di Unit IX Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Gatot menuturkan, salah satu fungsi gelaran JIBB ini adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban DIY yang telah ditetapkan menjadi Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council) pada tanggal 18 Oktober 2014. Dan terdapat syarat untuk mempertahankan predikat tersebut, di mana dua tahun sekali WCC akan melakukan evaluasi.
"Kami ingin menunjukkan pada dunia bahwa Jogja Kota Batik Dunia. Tentu ini mengacu pada nilai sejarah, pelestarian, nilai ekonomi, ramah lingkungan, nilai global dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Gatot menambahkan, tahun ini mulai bulan Juni sampai akhir Desember, penyelenggaraan JIBB memdapat dukungan penuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dan juga berbagai pihak.
“Kami lakukan dengan maksimal. Mengawali rangkaian, kami adakan launching JIBB di Jakarta untuk mengenalkan lebih luas Jogja sebagai kota batik dunia,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti mengatakan, JIBB 2023 mengangkat tema 'Borderless Batik'.
"Setiap tahun ada festival batik untuk mempromosikan batik DIY melalui berbagai sektor. Tahun ini dimulai launching di Jakarta. Mengapa Jakarta? Agar batik kita bergema dengan lebih luas, dari ibukota," katanya.
Sementara itu, anggota Badan Jogja Kota Batik Dunia, Sardi menambahkan, terkait pameran Batik Daur Hidup, akan ditampilkan satu center of interest dari daur hidup manusia, yakni mitoni. Upacara mitoni atau siraman ternyata menggunakan motif batik yang beragam, salah satunya lurik untuk prosesi akhir.
"Siraman ini dilakukan dengan tujuh sumber air, setelahnya siraman untuk calon ibu. Jumlah batik yang dipakai ada tujuh, terakhir dengan lurik. Ini yang akan kita tampilkan. Nanti seperti apa, kami lihat display-nya di sana," imbuhnya.
JIBB 2023 rencananya akan diselenggarakan di Sarinah, Jakarta dengan acara pembukaan pada 23 Juni 2023.
Editor : Fitriyani