SLEMAN, iNewsSleman.id - Bertepatan dengan momentum Hari Koperasi, Pemda DIY berupaya mengembalikan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya koperasi. Koperasi sebagai salah satu badan usaha memang sejak awal sudah memegang peran sebagai soko guru perekonomian Indonesia.
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UKM DIY Setyo Hastuti mengatakan, upaya revitalisasi pemahaman masyarakat terhadap koperasi ini perlu dilakukan.
Saat ini, keberadaan koperasi banyak dikecilkan dan mulai terlupakan. Padahal menurutnya, koperasi adalah ciri khas perekonomian Indonesia dan paling sesuai dengan karakter bangsa.
“Di dalam koperasi ada kebersamaan dan kekeluargaan dalam pengelolaannya. Pemimpin tertinggi di koperasi adalah anggota yang terwujud dalam Rapat Anggota. Nah anggota yang menentukan, bukan ketuanya. Itulah kenapa kita katakan koperasi adalah pendukung perekonomian yang paling relevan,” ujar Setyo Hastuti saat menjadi narasumber Talkshow Peringatan Hari Koperasi 2023, Selasa (11/07) di Condongcatur, Sleman.
Peringatan Hari Koperasi tanggal 12 Juli mendatang ini sebisa mungkin menjadi penggugah semangat masyarakat untuk mengembalikan kejayaan ekonomi Indonesia melalui Koperasi.
Ada 6 aspek yang wajib dilakukan, dan 6 aspek inilah yang digenjot oleh Pemda DIY untuk meningkatkan perkembangan koperasi yaitu SDM, kelembagaan, produksi, keuangan, pemasaran produk dan digitalisasi.
“Kami membina Koperasi dengan mengembangkan 6 aspek tersebut, dan semua terikat dalam satu lini koperasi. Kami juga punya pendamping koperasi, yang akan terus berupaya mendampingi koperasi di DIY berkembang, tumbuh dan menjadi soko guru perekonomian,” katanya.
Pembina Koperasi Mahasiswa atau Kopma UNY, Supriyanto yang turut menjadi narasumber mengatakan, pada usianya yang sudah 76 tahun, harapan menjadikan koperasi sebagai soko guru tentu tidak berlebihan.
Sesuai Pasal 33 UUD 45, ada tiga badan usaha yang boleh dilakukan di Indonesia. BUMN atau BUMD, swasta dan koperasi.
Ketiganya sangat penting, namun tentu koperasi memiliki tempat tersendiri mengingat keberadaannya mampu menjangkau lapisan terkecil masyarakat.
“Koperasi adalah tiang penyangga yang paling besar pada perekonomian. Kontribusinya terhadap perekonomian nasional, terhadap Produk Domestik Bruto adalah paling besar,” ucap Supriyanto.
Perkembangan koperasi mengalami pasang surut, namun harus optimis bahwa trend sumbangan koperasi terhadap Produk Domestik Bruto mengalami peningkatan.
Koperasi di Indonesia sendiri masih berada di angka 8% saja yang artinya meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam koperasi adalah penting.
“Sumbangan koperasi terhadap perekonomian nasional dan terhadap Produk Domestik Bruto harus terus ditingkatkan. Dua indikator ini bisa dilihat sebagai keberhasilan koperasi pada kualitas dan kuantitas. Walaupun dari sisi jumlah koperasi mengalami penurunan namun tidak menjadi halangan untuk DIY tetap berupaya,” tutupnya.
Editor : Bayu Arsita