Madiun, iNewsSleman.id - Muhibah Budaya Yogyakarta ke Kota Madiun berjalan sukses dan mendapat sambutan positif masyarakat. Rangkaian muhibah budaya yang diinisiasi Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY berkolaborasi dengan Pemkot Madiun tersebut ditutup gelaran Malam Puncak Muhibah Budaya yang menampilkan dua tarian Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu Beksan Golek Jangkung Kuning dan Beksan Pethilan Anila Prahasta di Halaman Balaikota Madiun, Selasa malam (25/07/2023).
Malam puncak muhibah dihadiri Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X didampingi Penghageng KHP Kridhamardawa Karaton Nyagogyakarta Hadiningrat KPH Notonegoro serta perwakilan Kepala OPD di lingkungan Pemda DIY.
Rombongan dari DIY disambut oleh Walikota Madiun Maidi beserta istri, Wakil Wali Kota berserta Forkopimda Kota Madiun. Momentum kesejarahan ini diharapkan menjadi titik tolak pengembangan seni budaya masyarakat Yogyakarta dengan Kota Madiun serta sebagai bagian tidak terpisahkan dari Budaya Mataram.
Selain itu, muhibah budaya mampu menjadi wadah harmonisasi budaya, mempererat tali silaturahmi, menambah wawasan, informasi dan sarana pelestarian nilai-nilai budaya khususnya di Kota Madiun dan Yogyakarta.
"Adalah suatu kehormatan bagi delegasi Pemda DIY bersama-sama hadir dalam agenda Muhibah Budaya ini. Muhibah Budaya bukanlah sekadar kunjungan biasa, tetapi bermakna merajut persahabatan untuk merangkai kembali Kesejarahan Mataram," tutur Sri Paduka membacakan sambutan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sri Paduka menyampaikan menilik lembaran sejarah terdapat benang merah yang menyambung hubungan Yogyakarta dengan Madiun. Tautan sejarah ini berawal dari Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755, dimana Madiun dan beberapa daerah di Jawa Timur (Jatim) menjadi daerah mancanegara Ngayogyakarta Hadiningrat.
Ada pula tautan kekerabatan diantara keduanya yang terjalin melalui pernikahan antara GKR Maduretno, putri Sri Sultan HB II dengan Raden Ronggo Prawirodirdjo II, Bupati Mancanegara Timur Yogyakarta yang merangkap Bupati Madiun.
"Sehingga tepat kiranya, apabila Muhibah Budaya ini dikemas dengan tujuan merajut kembali persaudaraan budaya Mataraman dari Yogyakarta dan Madiun. Guna memperkaya khasanah budaya Indonesia seiring upaya mendekatkan kedua masyarakatnya," tandasnya.
Dalam kesempatan ini, Pemda DIY berterima kasih disertai penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, khususnya kepada Bapak Walikota atas penyelenggaraan Muhibah Budaya ini.
"Saya menyambut baik dan mengapresiasi peristiwa hari ini, sehingga dengan pemahaman sejarah, kita bisa menggugah kesadaran generasi, sebagai modal sosial berharga," imbuh Sri Paduka.
Walikota Madiun Maidi memuji perkembangan Yogyakarta baik secara fisik dan budayanya sering menjadi pembelajaran bagi Kota Madiun. Pihaknya pun menghaturkan terimakasih atas Muhibah Budaya 2023 yang dilakukan selama lima hari di Kota Madiun.
"Masih banyak kekurangan dari generasi kita untuk masalah budaya, terutama budaya Mataraman. Maka perlu sinergi antara Kota Madiun dan Yogyakarta perihal kebudayaan Mataraman khususnya bagi anak-anak muda. Tentu saja banyak hal yang harus kami pelajari apalagi kami tengah membangun seperti wisata budaya, kuliner hingga dunia di Madiun," terangya.
Kepala Disbud DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan kegiatan ini sifatnya kolaboratif dengan berbagai kalangan di Kota Madiun. Kerjasama budaya ini diharapkan dapat membuka bentuk kerjasama lain dalam sektor lain seperti pendidikan, ekonomi, atau lainnya.
"Budaya jadi media diplomasi agar bisa saling bekerjasama antar daerah. Kami berharap program ini dapat terus diselenggarakan dan makin berkembang. Sebab program ini penting sebagai bentuk silaturahmi kebudayaan serta dapat lebih ditingkatkan melalui inovasi dan upgrade program," tuturnya.
Beberapa agenda yang telah dilakukan antara lain pameran kebudayaan, workshop kebudayaan, Ngobrol Heritage, pelatihan cagar budaya, workshop tari, workshop macapat, workshop busana Jawa Yogyakarta, workshop grafis, pawiyatan Jawa, workshop klinik aksara Jawa dan sebagainya.
Antusiasme yang tinggi dirasakan para penonton Gelar Pertunjukan Sastra Epos Ramayana Hasta Brata tamsil Delapan Ayat Hutan Dandaka di Aula SMA Negeri 1 Madiun, Selasa siang (25/07/2023) lalu. Selain pertunjukan kolaborasi seniman muda DIY dengan siswa SMA N 1 Madiun ini, di lokasi tersebut juga digelar Pameran Literasi Komunitas dan Maestro Sastra pada 20 hingga 26 Juli 2023.
Sambutan positif tersebut disampaikan Fahad Dzaky, siswa Kelas XI SMA Ni 1 Madiun usai menonton pertunjukan. Sebagai orang Jawa,Fahad berharap banyak generasi muda lainya mempunyai kesadaran untuk ikut mengembangkan dan melestarikan budaya Jawa.
“Kami sangat mengapresiasi SMA N 1 Madiun dan Disbud DIY serta anak-anak kami yang benar-benar bisa membanggakan karena mampu berkolaborasi dengan seniman muda dari DIY. Sehingga kami harapkan kegiatan ini berdampak positif bagi pembentukan karakter anak didik kami,” kata Kasi SMA dan PK-LK Cabang Dinas Pendidikan Madiun-Ngawi, Devvy Yuniar didampingi Sekretaris Literasi Mataraman Didik Muryati.
Senada mengenai hal itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA N 1 Madiun Nanik Pujiastuti pun mengapresiasi setinggi-tingginya utamanya bagi Disbud DIY atas terselenggaranya muhibah budaya. Berkat program ini, muncul kesadaran anak-anak akan literasi budaya.
Untuk itu, pihaknya mengharapkan lawatan budaya yang luar biasa ini dapat diperluas khususnya sedini mungkin.
"Kita generasi muda jadi tahu ternyata budaya masih tetap eksis dan menarik. Kegiatan seperti ini seharusnya diperluas lagi supaya kami anak-anak muda mengenal, tertarik bahkan bisa ikut melestarikan," tandas Nadia, remaja asal Kota Madiun.
Tidak hanya warga Kota Pendekar saja yang memberikan kesan positif, wisatawan asal Jerman, Tobias juga menyebut perujukan budaya ini sangat menarik. Menurutnya pertunjukan budaya memang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan apabila mengunjungi Indonesia.
Editor : Bayu Arsita