BANTUL, iNewssleman.id - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Muntoha Sururi ikut terlibat dalam pembuatan film Kampung Jabang Mayit sebagai crew tim choreo fighting. Muntoha juga mengisi workshop choreo fighting kepada artis dan aktor yang terlibat dalam film ini.
Muntoha merupakan mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dia telah mengisi workshop Choreo Fighting selama tujuh hari, mulai 1 hingga 7 Agustus 2024 lalu di Jakarta. Selanjutnya dia juga terlibat dalam shooting film pada 16-30 Agustus 2024 di Yogyakarta.
Muntoho mengaku sangat bersyukur berkesempatan menjadi pelatih dan memberikan kontribusi dalam film yang disutradarai Wisnu Surya Pratama dan Produser Ajish Dibyo. Film yang dibintangi Ersya Aurelia, Bukie Basudewa, Atiqoh Hasiholan, Rachquel Nesie ini akan direlease pada awal 2025.
“Ini kesempatan yang sangat berharga. Saya bisa mengembangkan bakat dan minat dan tentunya akan mendapatkan rekognisi nilai karena termasuk dalam program MBKM,” kata Muntoha dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/9/2024).
Menurutnya ada sejumlah tantangan ikut menjadi tim choreo fighting. Dia harus memahami script serta harus membuat video bord fighting terlebih dulu supaya dapat dilihat dan diterima oleh tim director.
Namun tantangan ini bisa diatasi dengan mudah, karena dia memiliki basic kemampuan beladiri pencak silat. Hal ini membuatnya cepat beradaptasi dan bisa memberikan yang terbaik untuk penggarapan film ini.
“Pada workshop fokus saya memberikan pelatihan pada aksi reaksi dan safety pemain di saat terkena pukulan, tendangan, bertahan dan jatuh agar mengatahui cara mengatasi impact atau safety pemain,” katanya.
Sedangkan pada tahap choreo fighting diajarkan berbagai gerakan yang dikombinasikan dengan tuntutan. Olahraga beladiri pencak silat mampu menciptakan adegan pertarungan yang otentik sehingga adegan pertarungan dalam film terkesan lebih realistis dan khas.
Keterlibatan Muntoha dalam film ini termasuk dalam program kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Studi Independen Bersertifikat. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan, namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan.
“Kami memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengejar passion, mengembangkan kemampuan, dan menciptakan dampak positif dalam bidang yang digeluti untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan,” kata Kaprodi Ilmu Keolahragaan sekaligus dosen matakuliah Pencak Silat, Ginanjar Nugraheningsih.
Menurutnya, kuliah tidak hanya untuk mengejar kelulusan. Namun harus bisa menjadi profesional yang siap menghadapi tantangan global dan lapangan kerja.
Editor : Wisnu Aji