KULONPROGO, iNewssleman.id - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kulonprogo Agung Setyawan-Ambar Purwoko (Akbar) bersilaturahmi dengan jajaran Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulonprogo, Minggu (9/9/2024). Pasangan ini menjadi representasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang siap membawa kemajuan untuk Kulonprogo.
Silaturahmi ini dipimpin Ketua Tim Pemenangan Akbar, Djuwardi bersama dengan beberapa pengurus parpol pengusung. Mereka diterima oleh Ketua PDM Nurudin Sekretaris PDM Agung Mabruri, pengurus Aisyiyah, dan ortom yang lain. Nampak hadir penasehat PDM Kulonprogo Sutedjo, Umar Sanusi dan beberapa wakil ketua PDM.
Menurut Djuwardi, pasangan Akbar merupakan representasi dari NU dan Muhammadiyah sesuai dengan rekonsiliasi kedua ormas Islam terbesar di Kulonprogo. yang paling tepat untuk diusung dalam Pilkada 2024. Agung menjadi representasi Muhammadiyah karena memang sudah lama berkecimpung dan masuk dalam kepengurusan Muhammadiyah. Sedangkan Ambar Purwoko merupakan MWC Nahdlatul Ulama di Muntilan, Magelang.
“Kami sudah upayakan, karena kami banyak diamanahi sesepuh NU dan Muhammadiyah,” katanya.
Sementara itu Agung Setyawan mengatakan, dia lahir dari keluarga Muhammadiyah karena kedua orang tuanya merupakan aktivis Muhammadiyah. Sedangkan mendiang kakeknya merupakah salah satu tokoh marhaen.
“Saya juga pernah masih di pengurus Pemuda Muhammadiyah dan dua periode menjadi pengurus PDM Kulonprogo di lembaga ekonomi,” kata Agung.
Menurutnya keputusan maju karena banyaknya dorongan dan amanah untuk membawa Kulonprogo lebih maju. Untuk itulah dia siap mewakafkan hati, pikiran dan kemampuan dalam memajukan kabupaten terbarat di DIY ini.
Sementara itu, Ambar Purwoko mengaku tinggal di Muntilan tepatnya di utara perbatasan Kulonprogo dan Magelang. Namun dia sudah sebelas tahun berada di Kulonprogo karena memang bekerja di utara. Sedangkan keluarganya banyak tinggal di Kalibawang.
“Kalau siang itu saya di Kulonprogo, hanya malam di Muntilan. Kami mohon doa restunya,” ujarnya.
Penasehat PDM Kulonprogo Umar Sanusi mengatakan, Muhammadiyah tidak hanya netral dalam politik tetapi juga independent. Secara organisasi Muhammadiyah tidak akan terlibat dalam politik praktis. Namun akan independent dan akan menentukan pilihan.
“Suatu saat tentu Muhammadiyah akan bersikap, apalagi dalam memilih pemimpin,” katanya.
Sedangkan Wakil Ketua PDM Kulonprogo Agus Sujarwo mengatakan ada arahan dari Pimpinan Muhammadiyah agar kader yang memiliki kemampuan untuk didorong maju. Selain itu juga yang diminati parpol, karena urusan politik menjadi kedaulatan parpol.
“Kami memiliki 147 TK, ratusan SD hingga SMA yang butuh perhatian,” katanya.
Editor : Wisnu Aji