SOLO, iNewsSleman.id - Aksi gotong-royong untuk memenangkan pasangan Teguh Prakosa-Bambang Nugroho dalam Pilkada Solo 2024 terus merebak. Warga kini menelurkan aksi gotong-royong ‘Madhang Bareng Teguh-Gage Rp1.000”.
Sebelumnya, ada aksi berjualan bakso seharga Rp1.000 bernama ‘Mbakso Bareng Teguh-Gage’ di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Solo. Sama halnya ‘Mbakso Bareng Teguh-Gage,’ aksi ‘Madhang Bareng Teguh-Gage Rp 1.000’ juga dibiayai warga agar harga makanan dan minuman yang dijual bisa ditekan.
Pemilik wedangan, Wiyadi menuturkan, ‘Madhang Bareng Teguh-Gage Rp1.000’ digelar sepekan sekali setiap Jumat. Kegiatan dimulai Jumat (1/11/2024) kemarin, wedangan di kawasan Kentingan Kelurahan/Kecamatan Jebres ini menyediakan berbagai menu yang bisa dinikmati pembeli hanya dengan uang Rp1.000.
“Jadi program wedangan harga Rp1.000 hanya digelar hari Jumat. Dibuka mulai jam 17.00 sampai habis. Di hari lain, harga makanannya kembali ke harga normal,” kata Wiyadi, Sabtu (2/11/2024).
Aksi gotong-royong warga ini sebagai kepedulian dengan paslon Teguh-Gage. Tujuannya untuk mengakrabkan masyarakat sekitar serta memperkenalkan sosok Teguh Prakosa dan Bambang Gage.
Program wedangan murah itu dilaunching calon Wali Kota Solo, Teguh Prakosa. Petahana Wali Kota ini menjadi pembeli pertama. Tak lama kemudian, warga terus berdatangan dan memesan berbagai makanan yang dijajakan seharga Rp1.000.
“Ini luar biasa, habis Salat Jumat ada bakso Rp1.000 dan sore ada wedangan Rp1.000. Ini adalah aksi gotong royong warga yang mendukung kami, Teguh-Gage, di Pilkada Solo 2024,” kata Teguh.
Calon Wali Kota Solo jagoan PDIP, Partai Buruh, PKN, PBB dan Partai Garuda tersebut berharap, aksi gotong-royong serupa bisa merebak di tempat lain. Selain menjadi upaya pemberdayaan pedagang, aksi itu juga bisa mempromosikan wedangan dan usaha kuliner.
“Jadi dengan program tersebut, warung makanan dan wedangan kian dikenal masyarakat luas,” ucapnya.
Teguh menekankan, ia dan Bambang Gage memprioritaskan pengembangan ekonomi warga. Tidak terkecuali pelaku UMKM.
“Ke depan Pemkot mestinya bisa mengintervensi itu. Dengan program tambah modal atau penyediaan fasilitas memasak, supaya mereka benar-benar berdikari,” jelasnya.
Usai jajan, Teguh menyempatkan diri blusukan ke kampung Kentingan RW 36 dan melihat sejumlah hunian di dekat bantaran Bengawan Solo. Blusukan usai mendapat laporan warga bahwa di lokasi itu terdapat hunian tidak layak huni.
“Di RW 36 Kelurahan Jebres, tepatnya di RT 01, dekat Sungai Bengawan Solo, ada rumah tidak layak huni (RTLH). Warga yang menempati hunian tersebut juga tidak punya sertifikat, karena menempati tanah negara. Ini butuh program Proda (Program Daerah Agraria),” jelasnya.
Teguh menyarankan, warga yang menempati RTLH berdiskusi dengan Ketua RT setempat dan mengajukan permohonan sertifikasi lahan.
“Jadi saran saya, ini segera diajukan. Yang jelas untuk realisasi tidak bisa tahun ini, karena sudah di pengujung tahun. Jadi mungkin baru tahun depan,” jelas Teguh.
Editor : Ary Wahyu Wibowo