SOLO, iNewsSleman.id - Biro Perencanaan dan Pengembangan (BPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan Workshop University Governance, Selasa (3/12/2024). Workshop yang berlangsung di Ruang Meeting Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, dihadiri pimpinan dari fakultas, biro, dan universitas.
Tema pada workshop kali ini adalah "Peran University Governance dalam Membangun Reputasi Perguruan Tinggi menuju World Class University”. Menghadirkan narasumber Dian Ekowati, S.E., M.Si., M.AppCom(OrgCh)., Ph.D dari Universitas Airlangga (UNAIR).
Kepala BPP UMS Munajat Tri Nugroho, S.T., M.T., Ph.D menyampaikan bagaimana akselerasi dari UNAIR yang melejit dalam perangkingan, dan melihat hal tersebut berawal dari tata kelola.
"Kami dari BPP UMS melihat bahwa ini tidak lepas dari university governance, dan saya pikir pimpinan program studi, pimpinan fakultas akan terang dengan university governance atau tata kelola karena itu semua akan dibuat atau ditulis pada borang," kata Munajat Tri Nugroho.
Melalui workshop ini, harapannya akan dapat menunjukkan good university governance itu ke dalam hal-hal yang bisa dilakukan oleh UMS. Munajat juga menyatakan bahwa terkait dengan reputasi universitas harus dilakukan bersama-sama.
Kussudyarsana, S.E., M.Si., Ph.D., sebagai moderator untuk narasumber, menyampaikan bahwa tata kelola adalah kunci dari good university governance.
"Tata kelola itu menjadi suatu yang penting dalam good university governance terutama isunya kan kita ingin menjadi world class university di tahun 2029. Karena arahnya internasional, maka kita pun harus paham tentang isu-isu internasionalisasi," tuturnya.
Dia menambahkan, UMS tidak hanya paham isu lokal tetapi juga dengan yang terkait isu internasional.
Memandu diskusi bersama narasumber, dia memantik bahasan mengenai meningkatkan reputasi global juga mengenai tata kelola, dan bagaimana akselerasi yang diharapkan bisa diterapkan. Kemudian jika pada transformasi, maka bagaimana membawa hal tersebut terakselerasi.
Kemudian Dian Ekowati memaparkan best practice yang dilakukan oleh UNAIR dalam akselerasi perangkingan dan tata kelola di universitas.
"Bagaimanapun ini bukan berbicara soal UMS saja atau UNAIR saja tetapi kita bicara tentang Indonesia. Apapun yang dilakukan oleh entitas di dalam Indonesia pasti akan berdampak kepada Indonesia. Dan tidak ada yang saya kira membangkitkan nasionalisme kita selain being contributing dan having contribution," ujarnya melalui saluran Zoom Meeting.
Dian menerangkan bahwa WCU tidak hanya berbicara ranking, tetapi mencakup banyak hal seperti konsentrasi dari talent (concentration of talent) atau sivitas akademika, sumber daya (abundant resources), dan tata kelola seperti kepemimpinan dan strategi (favorable governance).
University governance bisa dilihat dari tiga aspek yaitu struktur, kebijakan, dan proses bisnis. Selain itu, WCU memerlukan pendekatan yang fleksibel dalam struktur universitas. Struktur universitas harus menyesuaikan dengan challenge yang dihadapi oleh universitas, bukan sebaliknya.
"Terkait dengan kebijakan, ada institusi yang memang lebih konvensional ada institusi yang lebih moderat, ada institusi-institusi yang lebih progresif di dalam konteks policies (kebijakan)," ujarnya.
Workshop University Governance yang digelar BPP UMS, Selasa (3/12/2024). Foto: Ist.
Pendekatan yang fleksibel dan adaptif, dengan reformasi kebijakan di area-area ini, universitas dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam transformasi menuju World Class University.
Lebih lanjut Dian menyampaikan lebih detail mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh UNAIR untuk akselerasi.
Kemudian workshop dilanjutkan dengan sesi diskusi bersama dengan Munajat, mencoba menyambungkan pemikiran dari Dian Ekowati ke dalam konteks UMS. Melalui workshop ini, beberapa evaluasi disampaikan oleh Munajat yang dilanjutkan dengan masukan-masukan dari peserta workshop.
Editor : Ary Wahyu Wibowo