SOLO, iNewsSleman.id - Prof. Dr. Ambarwati, S.Pd., M.Si., resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) bidang Mikrobiologi. Saat pengukuhan Guru Besar Senin (23/12/2024) di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Ambarwati memaparkan pidato pengukuhan “Streptomyces: Bakteri Penghasil Antibiotik Terbesar”.
Dalam pidatonya, banyak di antara kita yang alergi ketika mendengar kata bakteri karena makhluk ini identik dengan menyebabkan penyakit. Padahal QS Ali-’Imran ayat 191 dan QS Al Mulk ayat 3 menyebutkan hal yang kemudian menjadi Inspirasi untuk melakukan riset di bidang Mikrobiologi, khususnya Streptomyces.
QS Ali-Imran ayat 191 memberikan penjelasan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan pertimbangan dan penuh kemanfaatan. Tidak ada sesuatu yang Allah ciptakan dengan sia-sia. Sedangkan QS Al Mulk ayat 3 menunjukkan bahwa Allah senantiasa menciptakan segala sesuatu secara seimbang.
“Allah ciptakan langit, begitu pula Allah ciptakan bumi, di siang hari kita bisa bertemu dengan matahari, malam hari kita bertemu bulan. Allah ciptakan wanita sebagai pasangan pendamping pria, semuanya berpasangan dan dalam keseimbangan. Keyakinan ini telah mendorong saya untuk mempelajari mikrobiologi,” tutur Ambar melalui siaran pers Humas UMS, Rabu (25/12/2024).
Ambarwati menemukan bahwa ada suatu genus dari bakteri yang bisa menghasilkan metabolit sekunder yang berpotensi bisa digunakan sebagai anti bakteri, anti kanker, anti-malaria, growth promotor faktor, dan bahkan merupakan penghasil antibiotik terbesar mencapai 70-80% yaitu dari genus Streptomyces.
“Selain Allah telah menciptakan penyebab infeksi di satu sisi Allah menciptakan Streptomyces sebagai penghasil antibiotik di sisi lainnya,” lanjutnya.
Streptomyces sesungguhnya adalah true bacteria, namun secara morfologi koloni memiliki ciri khas, yaitu koloninya kering, tumbuh lambat bisa mencapai satu bulan. Hal ini berbeda dengan bakteri pada umumnya yang berlendir dan tumbuh dengan cepat yaitu tumbuh dalam 24 jam.
Kemajuan biologi molekuler saat ini, lanjutnya, dapat dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS). Untuk itu, di masa depan dapat dilakukan rekayasa genetika misalnya dengan memotong dan menyisipkan gen penghasil metabolit sekunder tersebut pada bakteri yang memiliki masa regenerasi lebih singkat.
Streptomyces yang dia teliti untuk menghasilkan antibiotik kemudian diusulkan namanya sebagai Streptomyces cemorosewuensis sp. Nov.
Mengakhiri pidato pengukuhannya, Ambarwati menyampaikan sebuah cerita di masa lalunya. Dia menuturkan sebuah ungkapan yang kemudian dia tambahkan.
“Setiap ucapan adalah doa, maka saya tambahkan bahwa setiap goresan tinta adalah doa,” ungkapnya.
Cerita itu bermula ketika Ambar lulus SMAN 1 Boyolali, setiap kali dirinya menuliskan namanya di buku catatan teman-teman, dia menuliskan bukan hanya sekadar Ambarwati melainkan Prof. Dr. Dra. Ambarwati. Dia tidak menyangka bahwa itu adalah doa baginya walaupun saat itu dia sama sekali tidak berpikir bagaimana bisa mencapai pada kondisi saat ini.
Perempuan asal Klaten itu juga mengungkapkan syukur kepada Allah SWT yang tepat pada usianya yang menginjak 50 tahun, Allah SWT memberikan izin untuk dapat berdiri menyampaikan pidato pengukuhan guru besar.
Editor : Ary Wahyu Wibowo