Perjalanan KA Batara Kresna Makin Cepat, Perlintasan di Keblokan Wonogiri Ditutup

WONOGIRI, iNewsSleman.id - KAI Daop 6 Yogyakarta menutup perlintasan sebidang di KM 23+188 petak antara Pasarnguter-Wonogiri, tepatnya di Keblokan RT 04 RW 09, Sendangijo, Selogiri, Wonogiri. Penutupan dalam rangka meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api (KA) di jalur Solo-Wonogiri.
Penutupan melibatkan stakeholder terkait,seperti Satpel Surakarta BTP 1 Semarang, Dishub Wonogiri, Jasa Raharja Wonogiri, serta kewilayahan lainnya. Penutupan salah satu perlintasan liar di jalur Solo-Wonogiri, dalam rangka meningkatkan keselamatan perjalanan KA dan pengguna jalan.
“Penutupan perlintasan mengingat saat ini kecepatan KA Batara Kresna sudah bisa mencapai 70 km/jam," Manager Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro melalui siaran pers yang dikutip Minggu (9/2/2025).
Saat ini, KAI daop 6 mencatat masih terdapat 11 perlintasan liar. Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 Pasal 2, perlintasan sebidang yang tidak memiliki Nomor JPL, tidak dijaga, dan/atau tidak berpintu yang lebarnya kurang dari 2 meter harus ditutup atau dilakukan normalisasi jalur kereta api.
Perlintasan sebidang pada KM 23+188, masuk kategori perlintasan liar atau ilegal sehingga tidak memiliki nomor JPL. Apabila hal tersebut dibiarkan terus-menerus, maka keselamatan perjalanan KA maupun masyarakat sekitar dapat terancam. Pasalnya, perlintasan sebidang menjadi salah satu titik rawan terjadinya gangguan perjalanan kereta api seperti kecelakaan temperan.
Upaya penutupan perlintasan sebidang ilegal kali ini sejalan dengan aturan pada UU No: 23/2007 tentang Perkeretaapian, UU No: 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 pasal 5 dan 6.
Setidaknya terdapat 4 dampak kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api:
Upaya lain yang dilakukan oleh Daop 6 untuk meningkatan keselamatan pada perlintasan sebidang selama tahun 2024, di antaranya sosialisasi keselamatan secara langsung di perlintasan sebidang, sekolah, maupun masyarakat.
Daop 6 juga mengusulkan pembuatan perlintasan tidak sebidang kepada pemerintah dengan membangun flyover atau underpass, serta melakukan perawatan dan perbaikan peralatan di perlintasan sebidang.
“Kami harap seluruh unsur masyarakat dan pemerintah saling peduli terhadap keselamatan di perlintasan sebidang. Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan mematuhi seluruh rambu-rambu yang ada ketika melintasi perlintasan sebidang kereta api,” pungkasnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo