Komisi A DPRD DIY Napak Tilas Perjalanan Bung Karno di Masjid Gunung Jati Cirebon

YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Komisi A DPRD DIY mengunjungi Masjid Gunung Jati, Cirebon untuk belajar sejarah dan wawasan kebangsaan. Nama Masjid Gunungjati diberikan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1960.
Masjid Sunan Gunung Jati (Garmini), terletak di Jalan Kesambi, Kecamatan Kesambi, Cirebon. Dulunya masjid ini merupakan areal persawahan milik Garmini yang juga istri Sultan Hasanuddin keempat dari Keraton Kanoman, Cirebon. Lahan ini kemudian diwakafkan dan dibangunlah masjid yang sampai saat ini masih berfungsi dengan baik.
“Kunjungan ke Masjid Sunan Gunung Jati ini, merupakan proses pendidikan kebangsaan, meneguhkan karakter bagi semua warga,” kata Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, Senin (17/2/2025).
Menurutnya, nama Masjid Sunan Gunung Jati diberikan oleh Presiden Soekarno. Kunjungan ini merupakan salah satu implementasi sinau Pancasila yang digagas DPRD DIY di sejumlah daerah. Banyak yang bisa dipelajari dari sejarah dan budaya berdirinya masjid ini.
Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari kunjungan ini, bagaimana pemerintah memberikan perhatian pada tiga aspek. Baik dari ilmu pengetahuan, riset , naskah otentik, pembangunan museum, ketiga perlu dibuat film atau buku yang dipublikasikan.
"Pemda DIY ke depan penting merealisasikan kerja sama dengan banyak pihak guna realisasikan sinau Pancasila dan Wawasan kebangsaan. Di Cirebon kita lihat bagaimana kerukunan, budaya hadir dalam kehidupan masyarakat yang rukun," kata politisi PDIP ini.
Eko mengaku menemukan adnaya relasi Bung Karno dengan Islam dan budaya cukup besar. Bung Karno pernah diskusi dengan pemimpin Soviet, kunjungan ke makam Imam Bukhari di sana. Sedangkan di Yogyakarta ada Masjid Syuhada.
“Pemberian nama masjid ini menjadi nilai penghormatan dan perkokoh bagaimana Islam berdampingan dengan yang lain. Pemda DIY perlu mengembangkan museum, untuk sampaikan pendidikan kepada penerus bangsa, Bung Karno memiliki catatan sejarah besar bagi budaya dan sejarah," kata Eko Suwanto.
Ahli budaya Cirebon, Jajat mengatakan, Presiden Sukarno di Cirebon pernah berdialog dengan masyarakat. Pada tahun 1960 memberikan nama masjid Sunan Gunung Jati sebagai penghormatan dari hadirnya masjid yang tanahnya disumbangkan oleh Hj Siti Garmini Sarojo.
“Orang Cirebon sudah memiliki toleransi sejak lama,” kata dia.
Wakil Ketua DPRD DIY Umarudin Masdar menyatakan, ada pesan sejarah dari Bung Karno dengan belajar sejarah dari masjid ini. Dengan nasionalisme, Bung Karno menyatukan agama dan kebudayaan.
“Pak Karno selalu memakai pakaian adat Cirebon kalau ke masjid ini. Islam bergabung dengan budaya, ditelusuri wawasan kebudayaan Indonesia digabungkan,” ujarnya.
Editor : Wisnu Aji