Viral Puasa Hanya 1 Jam di Murmansk Rusia, Begini Penjelasan Pakar Geografi UMS

SOLO, iNewsSleman.id – Konten video Lalu Satria Malaca yang menjadi tour guide di Murmansk, Rusia ramai di media sosial. Dalam unggahannya, dia berpuasa dengan durasi yang sangat pendek.
Dia menunjukkan jeda antara Subuh dan Maghrib yang merupakan waktu sahur dan berbuka puasa ternyata hanya beberapa puluh menit, atau kurang lebih satu jam. Sehingga untuk puasa dijalankan kurang dari satu jam. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui ilmu geografi atau astronomi.
Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Dr. Choirul Amin, S.Si., M.M mengatakan, fenomena perbedaan panjang waktu siang dan malam itu terkait dengan rotasi bumi terutama, miringnya sumbu bumi yaitu 23 ½ derajat. Miringnya sumbu bumi itu menyebabkan tidak semua waktu di bumi ini sama panjang antara siang dan malamnya.
Luar biasa Allah menciptakan aturan, terdapat hikmah dengan adanya aturan ini. Choiriul Amin atau yang akrab disapa dengan Pak Choi menanyakan kenapa kok bumi tidak dibikin tegak saja ya sumbunya tetapi miring 23 setengah derajat? Karena dengan kemiringan itu membuat adanya perbedaan iklim dan seterusnya yang membuat sistem lingkungan di bumi ini berbeda-beda sehingga berganti-ganti atau dinamis.
Berdasarkan letak geografis, Indonesia berada di garis khatulistiwa dan bahkan di Pontianak tepat 0 derajat. Sementara di pulau Jawa sedikit bertambah yaitu lintangnya tambah tinggi tetapi masih dekat dengan garis khatulistiwa.
“Garis khatulistiwa adalah garis imajiner yang merupakan lintasan dari matahari ketika melewati bumi,” jelas Choi, Selasa (11/3/2025).
Sehingga waktu siang dan malam wilayah-wilayah yang berada dekat dengan garis khatulistiwa itu relatif hampir sama yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam.
Editor : AW Wibowo