get app
inews
Aa Text
Read Next : Studium Generale Studi Doktor Ilmu Hukum UMS Angkat Isu Paradigma Hukum Transendental dan Profetik

Gema Kampus Ramadan di UMS, Abdul Mu’ti Serukan Wasathiyah Islam

Minggu, 16 Maret 2025 | 12:37 WIB
header img
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed memberikan materi dalam tabligh akbar Gema Kampus Ramadan UMS. Foto: Ist.

SOLO, iNewsSleman.id - Konsep Islam Wasathiyah adalah gagasan yang merujuk pada status umat Islam sebagai umat tengahan. Artinya, dalam menjalankan sesuatu, umat Islam hendaknya senantiasa seimbang dan selaras.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed mengungkapkan gagasan tersebut dalam tablig akbar Gema Kampus Ramadan Universitas Muhammadiyah Surakarta (GKR UMS) di Masjid Sudalmiyah Rais, UMS, Jumat (14/3/2025) lalu.

Mu’ti menyebut wasathiyah memiliki beberapa arti, yakni seimbang, adil, hingga terlihat keunggulannya. Dia mengatakan kata “wasatha” disebut 5-6 kali dalam Al-Qur’an.

“Umat Islam itu umat terbaik yang kebaikannya bisa terlihat dengan jelas,” kata Mu’ti melalui siaran pers Humas UMS, Minggu (16/3/2025).

Ajaran Islam, lanjutnya, selalu mengedepankan keindahan dan keseimbangan. Baik seimbang antara sikap rasional dan emosional, maupun seimbang bab dunia dan akhirat.

“Urusan perkara yang baik itu adalah yang tengah-tengah dan tidak ekstrem (ke salah satu sisi),” imbuh Mendikdasmen itu.

Ihwal sedekah menjadi contoh yang dikemukakan Mu’ti. Sedekah harus seimbang. Artinya tidak terlalu jor-joran dalam berderma, tapi tidak terlalu pelit untuk mengeluarkan harta.

“Ibadah itu baik, tapi kalau berlebih-lebihan dalam beribadah itu tidak baik. Sedekah ya sedekah, tapi ojo kabeh dinyohne (jangan semua diberikan),” katanya. 

Bahkan, konsep wasathiyah dapat ditarik ke ranah kebijakan publik dan pembuatan dasar hukum untuk masyarakat. 

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu menyebut dalam menyusun aturan hukum, umat Islam hendaknya mengedepankan keadilan. 

“Adil itu bukan berarti sama, melainkan menegakkan aturan sebagaimana mestinya,” tuturnya.

Dasar tersebut membuat umat Islam tidak boleh menetapkan hukum hanya atas dasar kesukaan maupun ketidaksukaan terhadap pihak-pihak tertentu. Mu’ti menegaskan umat Islam untuk terus mengedepankan obyektivitas dalam mengambil keputusan.

“Kalau orang itu berilmu, maka dia akan obyektif dalam mengambil keputusan,” tegasnya.

Sudah seyogyanya konsep wasathiyah Islam harus dikedepankan untuk membangun peradaban berkemajuan. Apalagi di tengah tantangan bangsa saat ini, mengedepankan konsep wasathiyah adalah keniscayaan untuk menciptakan harmoni.

“Kalau itu berhasil diwujudkan, maka Rasulullah akan bangga terhadap umatnya. Karena umatnya adalah yang terbaik,” jelasnya.

Mu’ti berpesan kepada seluruh mahasiswa UMS yang hadir dalam tablig akbar untuk terus menimba ilmu. Menjadi manusia yang serba tahu akan berbagai pengetahuan dan ilmu.

“Harus banyak mencari tahu dengan cara membaca, bertanya, dan penelitian,” pungkas dia.
 

Editor : AW Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut