UMS Sosialisasikan Mitigasi Bencana Kebakaran di Kedungtuban Blora

SOLO, iNewsSleman.id - Menyikapi tingginya risiko kebakaran di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk Pemberdayaan Kelompok ‘Aisyiyah dalam Pencegahan dan Penanganan Kebakaran. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta keterampilan mitigasi bencana kebakaran bagi masyarakat, khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi ‘Aisyiyah.
Ketua Tim Pengusul, Alfia Magfirona, S.T., M.T dari Fakultas Teknik UMS menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari skema Pengabdian kepada Masyarakat di lingkungan Persyarikatan.
“Kami melihat bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami langkah-langkah pencegahan dan penanganan kebakaran. Melalui program ini, kami ingin memberikan edukasi sekaligus membangun kesiapsiagaan berbasis komunitas,” ujarnya melalui siaran pers Humas UMS, Sabtu (19/4/2025).
Kecamatan Kedungtuban memiliki risiko kebakaran yang tinggi, mengingat banyak rumah di daerah tersebut dibangun dengan bahan mudah terbakar seperti kayu dan bambu. Faktor lain yang meningkatkan potensi kebakaran adalah korsleting listrik dan kelalaian dalam penggunaan alat rumah tangga. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, kasus kebakaran di wilayah ini mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam program ini, 5 mahasiswa UMS memberikan pelatihan kepada ibu-ibu 'Aisyiyah tentang langkah-langkah mitigasi bencana kebakaran. Pelatihan ini mencakup edukasi tentang penyebab kebakaran, penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), serta simulasi evakuasi darurat.
Selain itu, tim pengabdian juga menyusun buku pedoman kebakaran interaktif yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai panduan dalam menghadapi situasi darurat. Fadhilla Tri Nugrahaini, salah satu anggota tim, menekankan pentingnya buku pedoman ini.
“Buku ini tidak hanya memberikan informasi teoritis, tetapi juga dilengkapi dengan ilustrasi dan infografis agar lebih mudah dipahami. Kami berharap ini bisa menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam meningkatkan kesiapsiagaan mereka,” jelasnya.
Program ini juga menggandeng petugas pemadam kebakaran setempat untuk memberikan pelatihan langsung dalam penggunaan alat pemadam kebakaran dan prosedur penyelamatan diri. Selain itu, tim mahasiswa juga merancang sistem barcode digital yang dapat diakses oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang langkah-langkah darurat saat terjadi kebakaran.
Dengan anggaran sebesar Rp 10.000.000 yang didukung oleh Hibah Riset Muhammadiyah, dengan target peningkatan kesadaran dan keterampilan mitigasi kebakaran bagi seluruh peserta. Indikator keberhasilan program ini mencakup peningkatan pemahaman masyarakat, berkurangnya tingkat kepanikan saat simulasi, serta jumlah anggota yang terlibat aktif dalam pelatihan dan simulasi.
Diharapkan melalui program ini, masyarakat Kecamatan Kedungtuban dapat lebih siap dalam menghadapi risiko kebakaran. Dengan keterlibatan mahasiswa, komunitas, dan instansi terkait, proyek ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi konkret bagi permasalahan lingkungan dan keselamatan publik.
Editor : Ary Wahyu Wibowo