Angka Kecelakaan Kerja Tinggi, Pakar UMS Tekankan Pentingnya Penerapan K3

SOLO, iNewsSleman.id - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus mendapatkan perhatian serius, terlebih dalam dunia kerja. Hal tersebut disampaikan dosen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sri Darnoto, S.KM., M.P.H yang mengungkapkan bahwa hingga saat ini angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi.
"Berdasarkan data, hingga Oktober 2020 tercatat lebih dari 350 ribu kasus kecelakaan kerja. Bahkan, pada tahun 2023 lalu, jumlah kejadian kecelakaan kerja mencapai 370.747 kasus," papar Sri Darnoto, Senin (28/4/2025).
Sri Darnoto menilai bahwa tingginya angka kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya masih minimnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya K3 di kalangan tenaga kerja. Selain itu, terbatasnya sumber daya dan infrastruktur di industri juga memperparah kondisi tersebut.
"Masih banyak industri, terutama sektor mikro dan kecil, yang menghadapi keterbatasan dalam menerapkan standar K3. Padahal, infrastruktur dan fasilitas yang memadai menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman," tambahnya.
Tidak hanya itu, Sri Darnoto juga menyoroti pentingnya peran aktif dari pihak pengusaha dan pemerintah. Menurutnya, pengusaha perlu memberikan tambahan informasi, pendidikan, maupun pelatihan kepada tenaga kerja terkait pentingnya K3. Sementara itu, pemerintah harus hadir dalam melakukan pengawasan ketat terhadap regulasi yang berlaku.
"Pengawasan atas implementasi K3 di lapangan harus diperkuat. Tanpa pengawasan yang ketat, pelanggaran protokol keselamatan akan sulit dideteksi dan dicegah," jelasnya.
Sri Darnoto juga menyinggung persoalan lain, yaitu tingginya angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berujung pada meningkatnya jumlah pekerja di sektor informal. Ia menegaskan bahwa sektor informal pun harus mendapatkan pelayanan terkait keselamatan dan kesehatan kerja.
"Era digital juga membawa tantangan baru. Para pekerja di sektor digital perlu memperhatikan dampak jangka panjang penggunaan perangkat digital terhadap kesehatan," imbuhnya.
Sebagai bentuk kontribusi dalam menyelesaikan persoalan K3, Program Studi Kesehatan Masyarakat FIK UMS telah memiliki peminatan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
"Kami membekali mahasiswa dengan berbagai ilmu dan keterampilan terkait K3. Diharapkan, para alumni dapat berperan aktif dalam meningkatkan penerapan K3 di berbagai sektor industri," kata Sri Darnoto.
Melalui upaya pendidikan, pengawasan regulasi, hingga kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, diharapkan angka kecelakaan kerja di Indonesia dapat terus ditekan dan tercipta lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.
Editor : AW Wibowo