UMS Gelar SIML 2025: Dorong AI dan Teknologi Cerdas untuk Masyarakat Berkelanjutan

SOLO, iNewsSleman.id - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar International Conference on Smart Computing, IoT, and Machine Learning (SIML) pada 3–4 Juni 2025. Acara yang berlangsung di Edutorium K.H. Ahmad Dahlan UMS, mengusung tema "Harnessing Artificial Intelligence and Smart Technologies to Build Sustainable, Inclusive, and Resilient Communities". 

konferensi ini menghadirkan pembicara dari berbagai negara untuk mendiskusikan peran teknologi cerdas dalam membangun masyarakat yang tangguh dan inklusif. Konferensi yang digelar oleh Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) UMS ini merupakan edisi kedua, setelah pertama kali diselenggarakan pada 2024. 

Baca Juga

UMS akan Lantik 5 Wakil Rektor Baru, Siap Akselerasi Visi World Class University 2029

Ketua Panitia SIML 2025, Endang Wahyu Pamungkas, S.Kom., M.Kom, Ph.D., menyampaikan konferensi ini bertujuan untuk menyediakan wadah ilmiah bagi para peneliti, khususnya di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.

“Selama ini kami belum punya venue untuk mendiseminasikan hasil riset di Program Studi Teknik Informatika UMS. SIML hadir untuk itu, sekaligus menjadi ajang promosi UMS agar lebih dikenal sebagai kampus yang aktif di bidang riset AI,” ujar Endang Wahyu Pamungkas (Dadang), Selasa (3/6/2025).

Dadang mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah pengajuan makalah ilmiah tahun ini. “Submission meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu. Ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari komunitas riset, baik dari dalam maupun luar negeri,” tambahnya.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor V UMS Prof. Supriyono , S.T., M.T., Ph.D., yang juga menyampaikan sambutan kepada peserta dan world-class speakers. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan kiprah Muhammadiyah sebagai organisasi modern Islam yang memajukan pendidikan di Indonesia, serta UMS sebagai bagian penting dari jaringan perguruan tinggi Muhammadiyah.

Sesi plenari pertama menghadirkan keynote speaker Prof. Farah Benamara dari Toulouse University Paul Sabatier, Prancis. Dalam paparannya, ia menyoroti peran Natural Language Processing (NLP) dalam manajemen krisis, khususnya dalam pengklasifikasian urgensi informasi selama bencana.

Ia menjelaskan metode on-event, cross-event, hingga out-of-type untuk menangani peristiwa tak terduga yang minim data anotasi. “Model-model deep learning terkini masih sering gagal memahami makna di luar teks harfiah. Konteks dan kesadaran linguistik sangat penting, terutama saat menangani sinyal lemah,” ujar Farah, menekankan pentingnya pendekatan pragmatis dalam pengembangan NLP.

Baca Juga

FGD dan LPPI Award 2025 Jadi Sarana UMS Dorong Publikasi Ilmiah Berkualitas

Pembicara kedua, Prof. Anton Satria Prabuwono dari King Abdulaziz University, Saudi Arabia, mempresentasikan topik riset tentang sistem pelacakan halal berbasis IoT yang transparan dan otonom. Inovasi tersebut diharapkan mampu memperkuat ekosistem halal global dengan teknologi yang andal dan akuntabel.

Selanjutnya, Assoc. Prof. Wei-Che Chien dari National Dong Hwa University, Taiwan, membahas tentang federated learning dalam ekosistem 5G dan IoT. Ia menyoroti tantangan utama dalam pendekatan ini, termasuk personalisasi data, sinkronisasi, hingga efisiensi handover antar jaringan. 

Pembicara terakhir dari UMS, Nurgiyanta, Ph.D., menutup sesi plenari dengan pendekatan unik bertajuk Love Informatic. Dekan FKI UMS itu menekankan pentingnya menjadikan AI sebagai teknologi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berempati dan etis.

“Di dunia yang semakin canggih, manusia justru harus semakin berbelas kasih,” ungkapnya. Konsep Love Informatic mencakup nilai-nilai cinta universal, niat baik, konektivitas, kasih sayang yang diwujudkan dalam tindakan nyata, serta penggunaan teknologi secara etis untuk mendukung masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan program yang padat, mulai dari sesi paralel hingga penyerahan penghargaan, SIML 2025 memperkuat posisi UMS sebagai perguruan tinggi riset yang aktif berkontribusi dalam diskursus global seputar AI dan teknologi pintar. 

Editor : Ary Wahyu Wibowo