get app
inews
Aa Text
Read Next : Kajian Tarjih UMS Bedah "Seni dalam Perspektif Muhammadiyah": Antara Fitrah dan Batasan Syariat

Dari Kesehatan Mental Anak hingga Beton Inovatif: UMS Sambut Dua Guru Besar Baru

Rabu, 18 Juni 2025 | 16:13 WIB
header img
UMS akan mengukuhkan Prof. Dr. Eny Purwandari, S.Psi dan Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D sebagai Guru Besar baru, Kamis (19/6/2025). Foto: Ist.

SOLO, iNewsSleman.id - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan mengukuhkan dua Guru Besar baru, Kamis (19/6/2025). Mereka adalah Prof. Dr. Eny Purwandari, S.Psi dan Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D.

Prof. Dr. Eny Purwandari, S.Psi akan dikukuhkan sebagai Guru Besar ke-60 Bidang Psikologi Kesehatan Mental. Sedangkan Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D., sebagai Guru Besar ke-61 Bidang Teknologi Bahan Konstruksi.

Dalam pemaparannya, Eny menjelaskan keilmuannya berfokus pada psikologi klinis yang menurutnya dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga komunitas. Sejak studi di jenjang S1 hingga S3, riset-riset yang ia gandrungi berkisar pada isu adiksi, bullying, rehabilitasi, dan kampanye anti-narkoba berbasis pendekatan komunitas.

Dosen Psikologi UMS itu melihat perlunya literasi kesehatan mental sebagai bagian dari adaptasi terhadap teknologi. Ia menyoroti fenomena anak kecil yang terlalu dini terpapar gadget tanpa pengawasan.

“Sekarang handphone jadi "senjata" agar anak tenang. Padahal dampaknya bisa serius bagi perkembangan mental mereka,” kata Eny Purwandari, Rabu (18/6/2025).

Menyoroti tantangan kesehatan mental di era digital, khususnya dampak penggunaan gawai pada anak, UMS pun kini mengembangkan layanan konseling daring melalui Student Mental Health Support and Wellbeing (SMGWS). Menurutnya ini menjadi langkah strategis menyambut tantangan era tele-mental health. 

Sementara itu, Prof. Ir. Mochamad Solikin, M.T., Ph.D memaparkan penelitiannya yang berfokus pada pengembangan beton ramah lingkungan. Ia meneliti penggunaan fly ash, limbah pembakaran batu bara dari PLTU sebagai pengganti sebagian semen dalam pembuatan beton.

"Dalam skala laboratorium sudah saya buktikan bahwa kita bisa mengganti setengah dari semen itu dengan abu batu bara," jelas Solikin. 

Menurutnya, penggunaan fly ash dapat mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan daya tahan beton terhadap lingkungan ekstrem. Beberapa inovasi yang telah ia hasilkan di antaranya adalah genteng beton tipis, pelat bangunan ringan, dan struktur berongga berbasis beton self-compacting.

Dosen Teknik Sipil UMS itu juga melihat adanya peluang di masa mendatang untuk penggabungan teknologi digital ke dalam konstruksi. Salah satunya dengan menanamkan sensor di material seperti beton untuk mendeteksi beban kendaraan secara real-time. 

"Misalnya material itu diterapkan dalam beton, lalu ditanamkan sensor. Maka kendaraan yang melintas bisa langsung terdeteksi berat dan kecepatannya, karena datanya otomatis terkirim," imbuh dia. Inovasi semacam ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan infrastruktur.

Editor : Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut