Atas peristiwa ini, Faris turut menyampaikan bela sungkawa atas nama segenap civitas academica UMY. Faris mengatakan, pihak UMY terus berkomunikasi secara intensif dengan pihak kepolisian yang menangani langsung kasus ini.
"Setelah terkonfirmasi meninggal, kami langsung menghubungi pihak keluarga almarhum UA. Kami ikut mengantarkan jenazah almarhum ke rumah duka, sekaligus memberikan santunan kematian," ungkap Faris.
Faris menegaskan, pihak UMY sudah mempersiapkan langkah preventif agar tidak terjadi kembali kejadian yang serupa. Berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh almarhum UA, dan mengingat akan ada kemungkinan penularan dalam 2 hingga 3 hari ke depan, UMY akan melakukan screening TBC kepada seluruh dosen, staf dan mahasiswa.
"Dan keseluruhan data hasil screening ini akan terintegrasi dengan data di Dinas Kesehatan Provinsi DIY," jelasnya.
Yang lebih utama, lanjut Faris, adalah melakukan tracing kepada mahasiswa yang pernah kontak erat dengan korban. Hasil tracing yang dilakukann kampus, terdapat 16 mahasiswa yang sempat melakukan kontak langsung dengan korban.
"Seluruhnya sudah selesai diidentifikasi, dan sudah diminta untuk beristirahat di rumah sambil kami pantau kondisi kesehatan mereka hingga dua minggu ke depan," imbuh Faris.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada gejala apapun yang dialami oleh 16 mahasiswa tersebut. Faris pun menyampaikan bahwa setelah dua minggu pemantauan dan tidak ditemukan gejala apapun, mereka dapat kembali mengikuti perkuliahan secara normal.
Diberitakan sebelumnya, UA ditemukan dalam kondisi telah membusuk oleh salah seorang warga yang tinggal di dekat kos korban. Saat itu, warga tersebut mencium bau busuk yang diduga bangkai kucing. Namun, setelah diamati lebih jauh, bau busuk tersebut berasal dari kamar kos korban dan saat diperiksa saksi melihat tubuh korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta