JAKARTA, iNewsSleman.id - Dalam rangka membangun karakter generasi muda, Pimpinan Pusat Wanita Syarikat Islam (WSI) menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk Membangun Akhlakul Karimah Ummat dan Bangsa untuk Kemajuan Indonesia.
Acara itu dilaksanakan secara virtual, Sabtu (17/6/2023) kemaren. Acara itu tidak hanya diikuti oleh perwakilan cabang Wanita Syarikat Islam seluruh Indonesia, tetapi juga beberapa organisasi keperempuanan lainnya seperti Kongres Wanita Indonesia atau Kowani dan Badan Musyawarah Islam Wanita Indonesia atau BMIWI.
Ketum PP WSI Valina Singka Subekti menyatakan jika acara seminar ini diselenggarakan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab untuk mencari solusi merosotnya ahlakul karimah bangsa saat ini.
"Acara ini digelar untuk membahas bersama dan mencari solusi bersama atas merosotnya ahklakul karimah bangsa saat ini," ujar Ketum PP WSI, Valina Singka.
Menurutnya, WSI menilai jika tolak ukur keberhasilan suatu bangsa, bukan hanya pada pembangunan fisik saja, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas dan ahlak warga negara bangsa tersebut.
Sekjen PP WSI Endah Cahya Immawati mengatakan, dengan semangat mencapai pembangunan Indonesia Maju pada tahun 2045 nanti, pembangunan kualitas sumber daya manusia dan akhlak generasi muda harus terus ditingkatkan.
"Dalam upaya mencapai pembangunan Indonesia Maju tahun 2045, selain dilakukan melalui peningkatan ekonomi dan inovasi, aspek Sumber Daya Manusia termasuk ahlak generasi muda harus menjadi arus utama," ujar Sekjen PP WSI Endah Cahya Immawati menambahkan.
Dalam paparan acara seminar itu, Aida Vitayala Syafri Hubeis menjabarkan bahwa Generasi Alpha yg lahir pada era saat ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Generasi anak saat ini sudah terpapar teknogi informasi bahkan sejak balita sehingga orang tua harus mampu merespon dengan benar perkembangan baru ini. Para orang tua harus punya pola komunikasi yang terbuka dan intens dengan anak-anak.
"Zaman terus berubah, anak sekarang sejak balita sudah akrab dengan media gadget. Melihat ini, selain melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap anak, orang tua harus melakukan pola komunikasi yang rapat dan erat dengan anak," ujarnya
Selain itu, ditengah kemajuan teknologi yang semakin massif, orang tua harus lebih peka dengan dampak teknologi dalam keluarga, terutama bagi anak-anak.
Penanaman nilai-nilai agama sangat penting diberikan sejak kecil agar bisa menjadi bekal.
Menurut Aida, orang tua harus memantau penggunaan media sosial oleh anak-anak.
Neng Djubaedah juga mengatakan jika hukum Indonesia belum mampu melindungi anak-anak.
"Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), sejumlah 21.241 anak menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang 2022," ujarnya.
Menyikapi fenomena tersebut, peran orang tua menjadi sangat penting menanamkan nilai-nilai agama dan ahlak yang baik.
Ketum Valina meminta kepada segenap Wanita Syarikat Islam di seluruh Indonesia untuk terus bergiat mendidik masyarakat pentingnya peran orang tua pada era saat ini. Sebab anak adalah asset bangsa untuk melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.
Narasumber lainnya, Asrorun Niam, yang merupakan salah satu Ketua MUI mengatakan jika agama Islam sangat mengedepankan Ahlak.
Ia mengatakan jika Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan ahlak yang baik. Demikian juga Wirianingsih yang mengatakan pentingnya mengajarkan membaca alquran kepada anak anak sejak usia dini.
Editor : Bayu Arsita