Hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD Sleman, Haris Sugiharta, Panewu Tempel, Agung Dwi Maryanto, Jogoboyo Kalurahan Banyurejo, Jajaran Polsek dan Koramil Tempel serta warga setempat yang turut menyaksikan pelaksanaan peletakan batu pertama.
Ketua panitia pembangunan masjid, Azhari menyampaikan jika masjid Nurul Huda dibangun pada tanggal 15 Januari 1952 maka usianya sudah mencapai 71 tahun, sehingga layak untuk direnovasi.
Baca JugaWabup Sleman Dukung Pesantren Jadi Pilar Pengentasan Kemiskinan"Usianya memang sudah tua, sudah 71 tahun, selama ini hanya diganti-ganti sedikit reng usuknya. Ketika dibongkar kemarin hampir mau roboh atapnya, sehingga memang sudah saatnya masjid ini direnovasi," ujar Azhari.
Sementara itu Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menyampaikan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat kegiatan sosial masyarakat.
"Sekarang (masjid) tidak hanya untuk sholat saja, bisa untuk ngaji ibu-ibu dan warga, terkadang untuk musyawarah warga, juga sebagai tempat untuk belajar masyarakat, jadi memang harus berdiri kokoh," ujar Wabup Danang.
Danang juga berpesan kepada masyarakat setempat untuk senantiasa menjaga kerukunan warga terlebih menjaga kerukunan antar umat beragama guna mewujudkan Sleman Sebagai Rumah bersama yang nyaman bagi seluruh masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua DPRD Kabupaten Sleman, Haris Sugiharta meyakini bahwa masyarakat padukuhan pokoh merupakan masyarakat yang memiliki semangat gotong royong. Haris juga menyampaikan bahwa melalui Bantuan Keuangan Khusus Masjid pokoh ini akan direnovasi.
"Warga pokoh sudah terbukti semangat gotong royongnya, saya yakin meskipun anggaran ini belum bisa menyukupi seluruhnya, namun dengan semangat kegotong royongan warganya akan menyelesaikan pembangunan masjid ini," ucap Haris.
Editor : Bayu Arsita