BANTUL, iNewssleman.id - Seorang trainer guru dari Amerika Serikat, Yuta Otake menyebut murid lebih menginginkan kehadiran seorang guru yang dapat terhubung secara emosional dan tidak sekadar memberikan informasi. Bercerita (storytelling) jadi media interaksi paling efektif antara guru dan murid.
Menurut dia, pandemi Covid-19 mengakibatkan seluruh sistem pendidikan harus beralih secara daring dan mengandalkan internet sebagai penyedia informasi. Teknologi yang berkembang secara simultan mampu menciptakan artificial intelligence yang semakin memudahkan pelajar untuk mendapatkan infromasi.
"Hal ini menjadikan seorang guru menjadi kurang relevan jika hanya melakukan kegiatan belajar secara satu arah, karena murid sudah terbiasa untuk mendapatkan informasi secara mandiri,” ujar Yuta pada Lokakarya “Empowering Educators Through Storytelling” yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin (27/5/2024).
Atas kondisi ini, guru harus dapat menawarkan hal yang berbeda, yang tidak bisa didapatkan oleh para murid di rumahnya. Salah satuna pendekatan secara intensif yang dapat menciptakan hubungan erat antara guru dan murid, melalui beberapa cara yaitu memotivasi, keterlibatan secara emosional dan berkomunikasi dengan lebih personal.
“Itulah mengapa saya ingin berfokus kepada penguatan unsur bercerita oleh guru bagi para murid. Saya percaya bahwa tidak ada satupun hal di dunia yang dapat bergerak tanpa ada cerita di dalamnya, karena setiap individu memiliki cerita unik mereka masing-masing," ujarnya.
CEO dari Mangrove Education ini mengatakan, melalui lokakarya ini diharapkan guru dapat mengoptimalkan kemampuan bercerita mereka, sebagai cara untuk menjalin hubungan erat dan berinteraksi dengan guru melalui cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lokakarya yang berbentuk series ini didesain agar lebih interaktif dan atraktif, dan tidak seperti seminar yang mempresentasikan materi.
Editor : Wisnu Aji