KULONPROGO, iNewssleman.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo terus melakukan berbagai upaya untuk mempecepat penurunan angka stunting. Hasilnya, pada bulan Juni 2024 prevalensi stunting tinggal 10,48 persen jauh di atas angka nasional.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang juga Sekda Kulonprogo Triyono mengatakan, intervensi pencegahan dan penurunan stunting terus dilakukan secara efektif, konvergen dan terintegrasi. Mereka melibatkan lintas sektor di lingkup Pemkab Kulonprogo agar target nasional 14 persen di tahun 2024 bisa tercapai.
“Hasil capaian Kabupaten Kuloprogo pada bulan Juni 2024 sebesar 10,48 persen," kata Triyono pada Desiminasi Hasil Pengukuran dan Publikasi data Stunting Kabupaten Kulonprogo Tahun 2024, Rabu (4/9/2024).
Menurutnya, ada 10 kalurahan yang menjadi locus dalam penurunan stunting tahun 2024 yakni di Samigaluh, Kokap, Panjatan, Temon, Girimulyo dan Lendah. Prevalensi stunting terendah di Kalurahan Pengasih Kapanewon Pengasih dengan prevelensi 2,48 persen, Kalurahan Wahyuharjo, Lendah 2,11 persen dan Kalurahan Tanjungharjo, Nanggulan 3,08 persen.
"Upaya pencegahan tetap kami lakukan secara preventif dan integratif sedang berjalan secara terpadu mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif melalui delapan aksi konvergensi intervensi," kata Triyono.
Intervensi stunting juga dilakukan dengan penyediaan kualitas sanitasi, lingkungan bersih, infrastruktur dan beberapa hal lain secara terpadu dan berkelanjutan. Pencegahan stunting merupakan tugas seluruh bidang untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat dan cerdas.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Setda Kabupaten Kulonprogo Jazil Ambar Wasan mengatakan, angka stunting Kulonprogo berdasar pengukuran serentak 2024 masih terendah di DIY. Pemkab Kulonprogo tetap mendorong pelaksanaan kebijakan Percepatan Penurunan Stunting (PPS).
"Sasaran dan indikator sasaran percepatan penurunan stunting telah ditetapkan dengan lokus 2025 di Kalurahan Sukoreno dan Sentolo," ujar Jazil.
Editor : Wisnu Aji