get app
inews
Aa Read Next : BHP UMS Gelar Rapat Kerja, Bahas Program Strategis 2024/2025

Rektor UIN Sunan Kalijaga Noorhaidi Sebut Perubahan Kurikulum Jadi Tantangan Perguruan Tinggi

Sabtu, 07 September 2024 | 11:55 WIB
header img
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar workshop OBE untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan. (foto: istimewa)

SLEMAN, iNewssleman.id - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi menyebut perubahan kurikulum pendidikan menjadi tantangan besar yang dihadapi kalangan perguruan tinggi. Masih banyak lulusan yang belum terserap ke dalam dunia kerja, menjadi pengangguran

“Perubahan kurikulum di Indonesia sangat sering, mulai dari KTSP, KBK, KKNI, hingga MBKM dan OBE. Ini menjadi tantangan besar dalam dunia pendidikan,” kata rektor saat membuka workshop Kurikulum Outcome-Based Education (OBE) yang digelar Perkumpulan Program Studi Pendidikan Agama Islam Indonesia (PPPAII), Rabu (4/9/2024). Workshop ini digelar selama empat hari dari mulai Rabu (4/9/2024) sampai Sabtu (7/9/2024). 

Rektor mengatakan, data menunjukkan sekitar 1,28 juta lulusan perguruan tinggi masih menganggur. Mereka kesulitan menembus dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi ikut andil 13 persen dari keseluruhan pengangguran terbuka di Indonesia.  

Pemerintah terus berupaya mengintervensi dan memperbaiki kondisi ini, dengan memastikan perguruan tinggi tidak hanya mendidik mahasiswa. Kampus harus menghasilkan lulusan yang siap bekerja dan menerapkan ilmu, keterampilan, serta pengetahuan mereka untuk membangun Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

“Perubahan kurikulum tidak boleh hanya berhenti pada aspek administratif dan birokratis. Substansi kurikulum lebih penting untuk menciptakan generasi yang kuat, berpengetahuan dan siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya. 

Mantan Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga ini mengatakan, Generasi Z saat ini membutuhkan kurikulum yang mampu membangun keterampilan, berpikir kritis, kemampuan berpikir analitis, dan kecakapan dalam menghadapi tantangan.   

“Indonesia menghadapi tantangan inflasi gelar cumlaude, banyak lulusan meraih predikat cumlaude tanpa diimbangi kompetensi yang memadai,” ujarnya. 

Kurikulum berbasis OBE harus mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia kerja. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir mandiri, tanggung jawab, serta keterampilan teknis seperti penguasaan teknologi dan analisis data.

“Kurikulum OBE sebagai intervensi pemerintah supaya lulusan siap menghadapi dunia kerja dapat tercapai. Proses OBE harus ditempuh dan yang substansial diperbaiki,” katanya. 

Ketua Umum PPPAII Prof Eva Latipah mengatakan,  workshop ini untuk membantu perguruan tinggi, khususnya program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), beradaptasi dengan transformasi akreditasi pendidikan tinggi di Indonesia.  Permendikbudristekdikti 53 Tahun 2023 membawa perubahan mendasar dengan mengedepankan pendekatan OBE dalam pengembangan kurikulum. 

“Perguruan tinggi dituntut untuk berfokus pada capaian pembelajaran yang jelas, relevan, dan sesuai dengan kebutuhan global,” ujarnya. 

Permendikbudristekdikti Nomor 53 Tahun 2023 ikut membawa dampak besar pada sistem akreditasi perguruan tinggi, yang kini berorientasi pada pencapaian hasil konkret dari lulusan. Kurikulum harus dirancang untuk mencerminkan kompetensi yang dibutuhkan industri dan masyarakat, sehingga lulusan siap berkontribusi secara nyata.  

“Proses akreditasi tidak hanya menilai input dan proses, tetapi juga hasil nyata yang dicapai,” katanya. 

Editor : Wisnu Aji

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut