Menurutnya, kesetaraan dan keselarasan dalam hubungan antar negara, outsourcing, dan teknologi, serta penyelesaian masalah secara komprehensif.
Dosen UMS itu juga memaparkan ilustrasi yang menggambarkan lima tahapan kerja sama global untuk mengatasi permasalahan bersama. Tahap pertama adalah terjalinnya kerja sama.
Tahap selanjutnya adalah identifikasi kebutuhan dan faktor terkait, tahap ketiga adalah kunjungan antar negara, tahap keempat adalah implementasi dan adaptasi program, dan tahap terakhir adalah presentasi program dan evaluasi temuan.
“Terdapat kesenjangan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, metode, dan sumber daya untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kesetaraan dan keselarasan dalam hubungan antarnegara, alih daya, dan teknologi, serta penyelesaian masalah secara menyeluruh diperlukan untuk menjawab kebutuhan kolaborasi internasional,” terangnya.
Kerja sama ini harus didasarkan pada kebutuhan, kesetaraan, dan skala prioritas melalui program benchmark dan sit-in di negara-negara anggota.
“Untuk memanfaatkan potensi kolaborasi yang besar, universitas harus memprioritaskan inisiatif kesadaran budaya, membangun kerangka kerja adaptif untuk jaminan kualitas akademis, memanfaatkan teknologi untuk manajemen proyek yang efisien, dan mengeksplorasi model pendanaan yang inovatif,” ujarnya.
Tiga elemen penting yang terkandung dalam kolaborasi yang efektif adalah kompetensi, komitmen, dan kepercayaan.
Editor : AW Wibowo