Pada acara tersebut, mahasiswa mempersembahkan ragam bahasa daerah, hidangan tradisional seperti nasi kuning, mie goreng, ayam goreng, bakwan, telur orak-arik, susu jahe, teh manis. Mahasiswa juga mempersembahkan pakaian etnik tradisional yang berasal dari berbagai daerah, permainan tradisional yaitu sendok kelereng, photobooth batik, dan quiz tentang ke-Indonesiaan.
Dua pekan setelah acara “Culturise: Pesona Bhakti”, Adhan tidak lantas puas dengan pencapaian tersebut. Dia langsung memberanikan diri untuk membantu Simposium PERMIRA. Semangat ini juga didasari oleh lingkungan kampus UMS yang kompetitif yang mendorong mahasiswanya untuk unggul dan bermanfaat dimana pun berada.
“Acara simposium PERMIRA merupakan pertemuan antar mahasiswa Indonesia dengan tokoh internasional untuk mendiskusikan topik strategis yang diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Rusia,” ucapnya.
Agenda strategis dalam acara ini berupa Kongres dan Pelantikan Pengurus PERMIRA 2024-2025, Entrepreneurship Forum, Youth Idea Exchange Forum, Russian Alumni Forum, serta Cultural Exhibition dari kedua negara.
“Acara ini menghadirkan pembicara penting seperti Pak Berlian Helmy selaku Wakil Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarus, Prof. Connie Bakrie yang merupakan Ahli Militer dan Professor di SPBU, serta Russian Minister of Youth,” terang Adhan.
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam UMS, Muhammad Qadri Ramadhan turut mempromosikan budaya Indonesia di Rusia. Foto: Ist.
Dalam hal ini, tentu menjadi fotografer, mengabadikan momen bersejarah menjadi kesyukuran dan kebangaan tersendiri. Produk foto dan video hasil karya Adhan dan juga di Instagram resmi PERMIRA.
“Berjarak 12.000 km lebih dari rumah, tidak menyurutkan semangat untuk gotong royong dengan para diaspora lainnya di Benua Eropa. Berkarya untuk Indonesia adalah peran anak bangsa untuk ibu pertiwi. Terlebih, kesempatan belajar di Rusia ini juga menjadi ruang untuk promosi budaya Indonesia di kancah global,” tegasnya.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Moskow, Nanang Syaiful Fadillah berharap melalui acara ini dapat menjadi ruang untuk bertukar dan memahami wawasan lintas budaya, terutama menjadi tertarik untuk mempelajari budaya Indonesia lebih dalam.
“I am very proud for IISMA Students, in the midst of busy program, you can succeed the cultural promotion program,” ujarnya.
Editor : AW Wibowo