SLEMAN, iNewssleman.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X membuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) XXIII di Yogyakarta, Kamis (5/12/2024). Insinyur ikut berperan dalam meningkatkan pengembangan teknologi yang bertumpu pada potensi dan kearifan lokal.
“Misi utama para insinyur, sudah seharusnya menempatkan teknologi dalam kepemihakan pada pemberdayaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Para insinyur dapat berperan dalam meningkatkan pengembangan teknologi yang bertumpu pada potensi dan kearifan lokal,” kata Sultan saat membuka kongres dengan tema mendorong pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal.
Menurut Sultan, pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal, setidaknya harus memahami konteks dasar budaya, yaitu cipta, rasa, karsa, untuk berkarya. Falsafah cipta, rasa, dan karsa adalah warisan luhur yang meresapi kehidupan manusia. Ketiganya dikenal pula sebagai Tridaya atau tiga daya utama dalam diri setiap insan yang mencakup pikiran, hati, dan tekad semangat.
“Ketiga unsur ini bukanlah entitas yang berdiri sendiri, melainkan sebuah kesatuan yang saling menghidupkan,” ujar Sultan.
Menurut Sri Sultan, Tridaya mampu memperoleh makna sejati, ketika diwujudkan dalam karya nyata yang bermanfaat bagi kehidupan bersama. Harmoni Tridaya inilah yang menjadi landasan kehidupan yang selaras, penuh manfaat, dan bermakna.
Sri Sultan menambahkan, secara operasional, peran Insinyur dapat diklasifikasikan menjadi pembimbing, fasilitator, konsultan, motivator dan penghela pembangunan. Untuk itu, teknologi diharapkan dapat dijadikan wahana pemberdayaan, peningkatan kesejahteraan, keunggulan, serta kemandirian daerah dan bangsa, agar mampu bersaing di percaturan teknologi dan ekonomi global.
Ketua Umum PII, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, kongres kali ini diadakan untuk mengingatkan seluruh insinyur Indonesia agar mau terus menggali potensi lokal guna memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuannya di bidang keinsinyuran. Insinyur harus ikut berperan dalam pengembangan peradaban Indonesia melalui kontribusi di berbagai bidang dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
"Peran insinyur dalam pembangunan nasional telah melibatkan berbagai disiplin ilmu keteknikan di bidang engineering. Adanya pemerintahan yang baru, membuat para insinyur bisa berperan juga dalam Asta Cita, mewujudkan swasembada pangan, energi, air, ekonomi hijau, ekonomi biru guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri," katanya.
Lahir pada 1952, PII sebagai wadah para insinyur. PII mendorong anggotanya menjadi Insinyur yang handal dan profesional dan mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna, dan hasil gunanya.
"Para insinyur Indonesia harus mampu mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Dan yang paling penting dalam melaksanakan tugas-tugasnya, harus dilandasi oleh profesionalitas, integritas, etika keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan, kelestarian, dan keberlanjutan," katanya.
Editor : Wisnu Aji