SOLO, iNewsSleman.id – Tim pengabdian masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menyelenggarakan program edukasi kesehatan mental dan kesejahteraan di Khon Kaen University, Thailand. Kegiatan dalam rangka mendukung kesejahteraan mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di luar negeri.
Kegiatan dipimpin oleh tim PKM KI UMS di bawah koordinasi Kusuma Estu Werdani, S.KM., M.Kes dan berkolaborasi dengan Erna Sunarti, S.Pd., M.Hum, seorang dosen dari Universitas Islam Sultan Agung. Tim pelaksana terdiri atas Sheena Ramadhia Asmara Dhani, S.KM., M.KKK., serta Yeni Indriyani, S.KM., M.PH.
“Dukungan penuh dari Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Thailand (PERMITHA) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Simpul Khon Kaen memungkinkan program berlangsung dengan lancar,” kata Kusuma Estu Werdani, Sabtu (7/12/2024).
Dikatakannya, program diikuti 22 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi jenjang S-2 dan S-3. Dengan tema “Edukasi Mental Health and Well-Being” acara bertujuan meningkatkan literasi mahasiswa internasional tentang kesehatan mental, coping mechanism, serta memberikan ruang diskusi interaktif terkait tantangan yang dihadapi selama studi di luar negeri.
Tim pengabdian masyarakat UMS gelar edukasi kesehatan mental dan kesejahteraan di Khon Kaen University, Thailand. Foto: Ist.
Acara dimulai dengan diskusi Well-Being Islami tentang dasar-dasar kesehatan mental dan kesejahteraan, yang juga membahas cara mengatasi tekanan adaptasi budaya, isolasi sosial, dan stres akademik.
“Sesi terapi emosi 'Butterfly Hug' adalah salah satu yang paling menginspirasi karena peserta diajak untuk memeluk diri sendiri dan mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri. Narasi yang menyentuh dan musik instrumental menciptakan suasana yang haru,” paparnya.
Dukungan lebih lanjut dari institusi pendidikan diharapkan dapat melengkapi inisiatif ini, baik melalui layanan konseling maupun strategi berbasis komunitas.
“Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari peserta. Diskusi interaktif ini menunjukkan bahwa mereka membutuhkan ruang untuk berbagi dan memahami pentingnya kesehatan mental, terutama dalam perspektif Islami,” katanya.
Menurutnya, komunitas seperti PERMITHA memainkan peran vital sebagai wadah dukungan sosial. Pihaknya berharap mahasiswa Indonesia di luar negeri lebih berani untuk terbuka dan mencari bantuan jika menghadapi tantangan kesehatan mental.
Editor : Ary Wahyu Wibowo