Dalam sesi diskusi, peserta aktif mengajukan pertanyaan, terutama tentang cara mengubah berita tekstual menjadi konten media sosial yang efektif. Rasuli juga mendorong peserta untuk memanfaatkan media sosial tidak hanya untuk lingkup kampus, tetapi juga untuk isu-isu yang relevan di tingkat lokal hingga nasional.
“Harapannya, mereka mampu mengakomodir informasi yang tidak hanya berbasis pada lingkungan kampus UMS, tetapi juga isu-isu yang lebih luas, seperti Solo Raya,” ungkapnya.
Rasuli berharap pelatihan ini dapat menjadi momentum bagi LPM Pabelan untuk mengembangkan media sosialnya lebih baik lagi.
“Semoga teman-teman peserta pelatihan bisa memanfaatkan peluang ini untuk mengelola media sosial secara profesional dan menyampaikan informasi yang tepercaya dan bermanfaat, baik untuk kampus maupun masyarakat luas,” ucapnya.
Pimpinan Umum LPM Pabelan UMS, Bagas Pangestu mengungkapkan bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Madya Jurnalistik LPM Pabelan merupakan salah satu program kerja dari Pimpinan Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM Pabelan.
“Diklat tersebut diberikan secara khusus bagi anggota LPM Pabelan. Adapun untuk pelaksanaannya lebih ditekankan untuk mengembangkan berbagai media sosial milik lembaga,” kata Bagas.
Dirinya berharap, semua rangkaian kegiatan Diklat Madya tersebut bisa dijadikan sebagai sarana pembelajaran demi meningkatkan kualitas organisasi dan keredaksian LPM Pabelan, serta sebagai sarana untuk mencetak wacana dalam mendukung keredaksian.
Editor : Ary Wahyu Wibowo