SOLO, iNewsSleman.id – Brain Rot atau kerusakan otak menjadi istilah yang menarik dibahas di era digital. Lalu bagaimana fenomena ini dilihat dari sudut pandang psikologis?.
“Brain Rot mengacu pada penurunan fungsi mental dan kognitif akibat paparan konten digital, khususnya konten pendek seperti reels atau video pendek di media sosial. Kondisi ini terjadi karena otak cenderung lelah menerima banyak stimulus dalam waktu singkat, sehingga memengaruhi kemampuan konsentrasi dan berpikir kritis,” kata Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Bayu Suseno, S.Psi., M.Psi melalui siaran pers, Kamis (26/12/2024).
Meskipun istilah ini mulai populer dan diakui dalam kamus Oxford secara medis maupun psikologis, Brain Rot belum diklasifikasikan sebagai gangguan resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
“Namun fenomena ini berkaitan erat dengan adiksi teknologi dan gejala psikologis lainnya, seperti penurunan atensi, kesulitan berpikir kritis, hingga emosi yang sulit dikendalikan,” katanya.
Bayu menyebutkan, salah satu dampak utama dari Brain Rot adalah kebiasaan memproses informasi secara cepat tanpa mendalam.
“Kita cenderung mencari informasi singkat dan instan. Hal ini mengurangi kemampuan berpikir kritis dan memperburuk atensi jangka panjang,” ujarnya.
Editor : AW Wibowo