YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Anggota Komisi XII DPR Totok Daryanto mengusulkan pembentukan Badan Eksplorasi Nasional (BEN) untuk mengawal bisnis penambangan di Indonesia, khususnya dalam proses eksplorasi. Badan ini dirasa penting agar sektor pertambangan memberikan kontribusi lebih terhadap pendapatan negara.
“Saya akan mengusulkan kepada presiden agar dibentuk Badan Eksplorasi Nasional (BEN) yang khusus mengurusi eksplorasi tambang,” kata Totok pada Refleksi akhir tahun 2024 ‘Mewujudkan Kekayaan Sumer Daya Alam untuk Kemakmuran Rakyat’ di Yogyakarta, Minggu (29/12/2024).
Menurutnya, kedaulatan negara dan keamanan aset nasional dapat dijaga ketika eksplorasi dilakukan oleh negara. Selama ini eksplorasi hanya dilakukan perusahaan asing maupun perusahaan dalam negeri melalui Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Merekalah yang melakukan eksplorasi minyak dan gas (migas) maupun hasil tambang yang lain.
“Kekayaan alam merupakan bagian dari kedaulatan negara. Jika eksplorasi hanya diserahkan kepada pihak swasta atau asing, negara berisiko kehilangan kendali atas informasi strategis mengenai cadangan sumber daya alam," ujar politisi dari daerah pemilihan DIY ini.
Eksplorasi sangat pentung untuk memastikan pengelolaan sumber daya alam untuk kepentingan nasional, sehingga harus dilakukan negara. Eksplorasi oleh negara memastikan terjadinya transparansi dan akuntabilitas serta mencegah penyalahgunaan data. Jika diserahkan kepada pihak swasta bisa menimbulkan Kekhawatiran akan manipulasi data cadangan untuk kepentingan tertentu.
“Seperti saat ini, kita tidak tahu berapa cadangan yang ada di Blok Rokan? Semua data tergantung dari pemegang KKKS. Berapa yang sudah ditambang, cadangannya masih berapa? Tergantung dari mereka,” ujar politisi PAN ini.
Untuk itulah, negara harus hadir dalam proses eksplorasi, agar data yang ada bisa dilaporkan secara lengkap, akurat, dan sesuai standar. Kehadiran BEN akan memberikan perlindungan terhadap lingkungan lebih terjamin dan mencegah eksploitasi yang berlebihan.
“Jika eksplorasi dilakukan oleh swasta, mereka akan lebih cenderung berfokus pada keuntungan, sehingga eksplorasi dan eksploitasi dapat dilakukan tanpa memperhatikan dampak lingkungan," ungkapnya.
Dari dari Kementrian Keuangan, pada 2020 ada 213 kontraktor yang melakukan bisnis hulu migas. Rinciannya sebanyak 88 operator dalam tahap eksplorasi, 99 operator dalam tahap eksploitasi dan 26 lainnya telah masuk masa terminasi.
“Eksplorasi oleh negara memungkinkan pemetaan cadangan yang strategis untuk memenuhi kebutuhan energi domestik dan dapat menjamin keamanan data strategis,” ujarnya.
Editor : Wisnu Aji