Salah satu peserta Hector Warren Fraser mengaku bermain gamelan adalah pengalaman baru. Pria yang belajar bahasa Indonesia sejak 2017 itu memiliki ada kesan tersendiri dapat melihat langsung para penabuh gamelan dan sinden yang menyuguhkan seni karawitan.
“Saya senang karena bisa mencoba bermain gamelan dan bertemu dengan masyarakat,” kata Hector Warren Fraser yang berasal dari Melbourne.
Sementara itu, kedatangan peserta Indo-Austay menjadi kegembiraan bagi Camat Bayat, Joko Purwanto, S.H. M.H. Dalam sambutannya, Joko mengatakan Bayat memiliki kekayaan budaya Jawa yang lengkap.
“Belajar budaya Jawa di Bayat terbilang lengkap. Ada batik kain, batik kayu, blangkon, gamelan, keramik, angklung, wisata religi, dan wisata gunung,” ujar Joko.
Kepala SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Haryono, S.Pd., yang turut mendampingi peserta Indo-Austay, mengatakan gamelan dipilih lantaran fleksibilitas dan kemudahan untuk dipelajari.
“Peserta Indo-Austay bisa langsung mempelajari dan mempraktikkan langsung bermain gamelan,” ujar Haryono.
Editor : Ary Wahyu Wibowo