“Tujuan kami adalah mempercepat pembelajaran bahasa melalui pengalaman langsung, baik secara formal di kampus UMS dan sekolah Muhammadiyah, maupun informal di tengah masyarakat Bayat,” jelas Dwi.
Pendekatan ini, paparnya, dinilai efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia secara alami. Selain aspek kebahasaan, program ini juga dirancang untuk membantu peserta memahami budaya penutur asli bahasa Indonesia, membiasakan penggunaan bahasa tanpa bergantung pada terjemahan, serta meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi.
“Harapannya, setelah program ini selesai, para peserta dapat mencapai kemajuan signifikan dalam empat keterampilan utama bahasa Indonesia,” ucapnya.
Salah satu peserta, Hector Warren Fraser menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan mengikuti program ini. Dia mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran bahasa dan budaya Indonesia yang dilakukan di UMS dan Kecamatan Bayat berjalan dengan lancar. Ia mengaku menjadi punya pengalaman yang luar biasa.
“Kami semua mengucapkan terima kasih, kami semua bersyukur untuk kesempatan kami bisa datang ke Solo, bisa mempunyai hubungan erat dengan guru-guru di sini (UMS), juga di Bayat. Kami semua senang sekali,” ucap Hector
Hal senada juga disampaikan oleh Colin Style, yang merupakan peserta tertua dalam program ini. Dia mengucapkan terima kasih kepada UMS dan merasa sangat senang belajar Bahasa Indonesia di sini dan merasa mendapatkan banyak pelajaran berharga selama mengikuti program ini.
“Di sini saya belajar banyak. Saat saya kembali ke Australia saya akan mempelajarinya setiap hari, lagi, lagi, dan lagi. Sehingga ketika saya kembali lagi (ke Indonesia), saya sudah lebih lancar berbahasa Indonesia, sama seperti Hector,” kata Colin.
Editor : AW Wibowo