Menurutnya, kurikulum di UMS harus mempunyai daya tarik dan perlu inovasi. Kurikulum dapat mengarah pada pembelajaran berbasis projek dan praktikum, pembelajaran hybrid, adanya micro learning, modular learning, atau short course learning yang bersertifikasi.
Calon selanjutnya, Rois Fatoni, S.T., M.Sc., Ph.D., menyoroti pentingnya evaluasi terhadap transformasi progresif yang telah dijalankan oleh kepemimpinan sebelumnya. Menurutnya, keberlanjutan UMS harus berangkat dari pencapaian sebelumnya dan diarahkan untuk mencapai visi 2029.
“Kita perlu mengevaluasi apa yang sudah dilakukan, apa yang belum, dan apa yang perlu diperbaiki. Dari kuantitas ke kualitas, dari sekadar outcome ke impact,” ujar Dekan Fakultas Teknik UMS itu.
Ia juga mengusulkan beberapa program transformasi, di antaranya transformasi digital dengan konsep connective campus, reformasi kurikulum berbasis digital literacy, serta inklusivitas pendidikan.
Sementara itu, Prof. Ir. Supriyono, Ph.D mengusung visi Islamic Academic and Research Excellence, dengan menitikberatkan pada penguatan akademik dan stabilitas finansial sebagai fondasi menuju World Class University.
Ia menggarisbawahi sembilan isu strategis yang harus dihadapi UMS, termasuk stabilitas keuangan, modernisasi infrastruktur, penguatan pengalaman mahasiswa, reputasi dan internasionalisasi, serta program prioritas nasional.
Editor : Ary Wahyu Wibowo