Kisah Sukses Pasangan Joko Setiyono-Siti Dini Arsih, Budidaya Kaktus Beromzet Puluhan Juta

KULONPROGO, iNewssleman.id - Pasangan suami istri, Joko Setiyono (34) dan Siti Dini Arsih (34) sukses budidaya kaktus, sansevieria, sukulen dan berbagai tanaman tropis lainnya. Mereka memiliki ribuan koleksi tanaman dengan penghasilan mencapai Rp80 juta dalam satu bulan.
Bisnis ini dimulai pada 2017 silam. Mereka menamai usahanya Arid Zona yang bermakna tanaman kering. Awalnya Joko diminta tolong temannya untuk membuat warung kopi yang didekorasi dengan tanaman kaktus. Saat itulah dia harus berburu kaktus sampai di sejumlah daerah di Indonesia.
“Sejak saat itulah saya suka kaktus dan memulai bisnis ini,” katanya.
Awalnya Joko hanya kulakan dan mengambil untung sedikit untuk dijual lagi. Dia mulai penasaran dan belajar budidaya secara otodidak dan melalui komunitas media sosial. Akhirnya pada 2019 dia menyewa kebun di Bojong, Panjatan. Kini dia sudah memiliki dua kebun di Bojong dan Tayuban dengan koleksi ribuan tanaman.
Di Kebun ini, Joko mulai menyemai, menyilangkan hingga amerawat tanaman. Pekerjaan ini kini telah dibantu lima pekerja. Joko juga membuat konten video di kanal Youtube. Platform ini dijadikan etalase tokonya.
“Selain jualan saya juga membuat tips merawat kaktus yang bisa dipraktikkan,” katanya.
Menurutnya, perawatan kaktus sebenarnya mudah. Dia hanya menyiram sekali dalam dua pekan. Kaktus juga harus diberi kompos daun, dan pupuk lainnya untuk merangsang pertumbuhan.
Budidaya kaktus butuh kesabaran, karena tanaman ini ukurannya cukup kecil. Dari setiap bunga dia bisa mendapakan 500-700 biji untuk disemai. Ketika sudah mulai besar akan dipindah ke dalam pot-pot kecil.
“Harga jual kaktus bervariasi antara Rp50 ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenisnya,” katanya.
Sementara itu, Dini mengaku pembeli kaktus dari seluruh Indonesia. Kebanyakan dari Jakarta dan Surabaya namun ada yang dari Medan hingga Papua. Omzetnya paling tinggi saat pandemi Covid lalu hingga Rp80 juta. Sedangkan saat ini sekitar Rp30-50 jutaan.
“Kebanyakan pembeli online dan barang kami kirim melalui JNE (ekspedisi),” katanya.
Dini mengaku sejak 2020 dia memilih menggunakan jasa JNE untuk mmebantu pengiriman ke seluruh daerah. Sebagai pelanggan loyal, Arid Zona juga berhak menadapatkan fasilitas sebagai member JNE Loyalti Card (JLC). Dengan JLC tersebut, Arid Zona mendapatkan fasilitas penjemputan paket dari kurir JNE.
"Kami juga mendapatkan layanan pick up, namun seringnya paking itu selesai sore, jadi kami antar sendiri ke JNE Wates pada malam harinya," ujar Dini.
Selain mendapat diskon, Arid Zona juga pernah mendapatkan voucher belanja. Menurutnya, pelayanan JNE sat set dan konsisten. Meski Arid Zona memberikan garansi pribadi kepada pelanggan, paket yang dikirim selalu diterima pelanggan dengan baik, sehingga garansi tersebut tidak pernah terpakai.
Mengantarkan Kebaikan JNE
Touring sepeda motor yang diikuti 10 awak media dari Forum Jurnalis Jogja (FJ2) dan Forum Wartawan Komunikasi dan Bisnis (Forwakobis) tersebut dilepas Marketing Communication & Partnership Regional Jateng-DIY-JTBNN JNE Express, Widiana dengan start dari Kantor JNE Yogyakarta, Sorogenen No 196 Nitikan Umbulharjo Yogyakarta, Sabtu (8/2/2025) siang.
Widiana mengucapkan terima kasih kepada jurnalis yang mengantarkan kebaikan JNE dengan berbagi takjil di Kulon Progo. Hal ini sejalan dengan proses bisnis JNE yang selalu menerapkan prinsip Berbagi, Memberi dan Menyantuni dan semangat ‘Connecting Happiness’ yang diteladani dari pendiri JNE Alm. H Suprapto Soeparno. Makna dari prinsip tersebut dapat memberikan manfaat bagi kehidupan banyak orang.
Rombongan touring yang menyusuri Jalan Srandakan menuju Kulon Progo, singgah di Arid Zona, sebelum akhirnya menuju ke Panti Asuhan Muhammadiyah Wates untuk memberikan takjil kebaikan dari JNE. Donasi ini diterima pengasuh panti asuhan, Heru Nurdani yang turut disaksikan perwakilan JNE Wates, Ika. Takjil tersebut diharapkan bisa menjadi sajian buka puasa atau menu pendamping tadarusan bagi 55 anak Panti Asuhan Muhammadiyah Wates.
Editor : Wisnu Aji