YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali meluluskan 836 lulusan program pascasarjana yang terdiri atas 700 lulusan Program Magister, 92 lulusan Program Spesialis, 3 lulusan Subspesialis, dan 41 lulusan Doktor, Rabu (24/1/20240. Rektor UGM Ova Emilia menyebut, rasio Penduduk Berpendidikan S2 dan S3 masih sangat rendah.
“Selamat atas capaian akademik di jenjang pendidikan Pascasarjana. Ini sebagai langkah awal untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan terus berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan mengimplementasikannya agar mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan serta bermanfaat bagi masyarakat,” kata Rektor pada wisuda Pascasarjana di Graha Sabha Pramana UGM, Rabu (24/1/2024).
Rektor percaya dengan bekal ilmu pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki, lulusan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tak hanya itu, lulusan juga memiliki kemampuan teknologi dan mitigasi pembangunan bangsa di masa depan.
Rektor menyebut jumlah lulusan Pascasarjana di Indonesia masih minim. Mengutip pernyataan pidato Presiden Joko Widodo pada forum Rektor di Surabaya pada 15 Januari lalu mengenai rendahnya rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 (0,45 persen). Jumlah ini jauh kalah bersaing dengan negara tetangga (2,43 persen) maupun negara maju (9,8 persen).
“Karena itu, lulusan baru memiliki tugas penting untuk turut berkontribusi nyata sebagai subjek pembangunan yang membantu pemecahan masalah nasional maupun global melalui pengembangan keilmuan berkelanjutan,” katanya.
Bangsa Indonesia juga memiliki program Indonesia Emas 2045, yang memerlukan SDM berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi. Transformasi sosial untuk mewujudkan SDM unggul perlu didukung dengan pendidikan dan riset-riset inovatif yang relevan dengan kebutuhan kontemporer.
”Teruslah menjadi pribadi yang adaptif, inovatif, berdaya saing, dan berkarakter untuk mendukung pembangunan Indonesia Emas.
Wakil Wisudawan dari Program Doktor Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Dr Firdausi Nur Azizah mengatakan, tambahan gelar ini menjadi amanah baru yang tersemat di pundak lulusan UGM untuk selalu menjadi insan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Terima kasih kepada UGM dan Kemendikbud Ristek yang telah memberikan kesempatan pada saya dan rekan mahasiswa yang lainnya bisa menikmati Pendidikan secara gratis,” kata penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU).
Wisuda periode II program Pascasarjana Tahun Akademik 2023/2024 ini, masa studi rata-rata untuk program S2 adalah 2 tahun 3 bulan. Waktu studi tercepat diraih oleh Haris Alwafi dari prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,65. Terdapat 8 lulusan yang memiliki IPK tertinggi 4,00, sekaligus berpredikat Pujian, satu di antaranya adalah Nadiyah Hidayati dari prodi Magister Ilmu Hama Tanaman, Fakultas Pertanian.
Untuk Program Spesialis, masa studi rata-rata Program Spesialis periode ini adalah 4 tahun 2 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Chrisdina Puspita Sari dari prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 4 bulan 4 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Spesialis adalah 3,72. Wisudawan dengan predikat IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian diraih oleh Cynthia Gunawan, dari prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi.
Untuk Program Subspesialis, masa studi rata-rata Program Subspesialis adalah 2 tahun 5 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Wulan Fadinie dari prodi Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 15 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Subspesialis adalah 3,74. Lulusan dengan IPK tertinggi 3,76 sekaligus berpredikat Pujian diraih oleh Arif Ikhwandi, dari prodi Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
Sementara untuk program doktor, masa studi rata-rata adalah 4 tahun 9 bulan dengan waktu studi tercepat diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani dari prodi Doktor Ilmu Geografi, Fakultas Geografi, yang berhasil meraih gelar Doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Bahkan Mukhamad Ngainul Malawani ini juga berhasil meraih IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian. Adapun IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) periode ini adalah 3,70.
Editor : Wisnu Aji