YOGYAKARTA, iNewsSleman.id - Gunung Merapi semburkan 10 kali aliran lava menuju Kali Bebeng dengan jarak tempuh mencapai 1.500 meter dalam waktu satu malam. Selain itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya 30 gempa guguran.
"Pada periode Rabu, 31 Januari 2023, dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, terjadi 30 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-16 mm dan durasi gempa berkisar antara 29.28 hingga 151.36 detik. Diamati juga 10 kali aliran lava menuju Kali Bebeng dengan jarak tempuh maksimum mencapai 1.500 meter," demikian laporan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Yulianto, pada Rabu (31/1/2024).
Yulianto juga melaporkan bahwa saat ini gunung api tertutup oleh kabut tingkat 0-I hingga 0-II. Tidak terdapat asap kawah, dan cuaca di sekitar berawan hingga mendung dengan angin tenang yang bertiup ke arah timur.
Dalam catatan lain, terdapat 2 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo sebesar 2 mm, tanpa terdeteksi S-P, dan durasi gempa berkisar antara 6.52 hingga 7.16 detik.
Selanjutnya, terjadi satu kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo sebesar 43 mm, dan durasi gempa mencapai 9.2 detik.
Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini melibatkan aliran lava dan awan panas, terutama pada sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong dengan jangkauan maksimal hingga 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jangkauan maksimal hingga 7 km. Di sektor tenggara, potensi bahaya mencakup Sungai Woro dengan jangkauan maksimal hingga 3 km dan Sungai Gendol dengan jangkauan maksimal hingga 5 km. Adapun lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas dan aliran lava di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di daerah yang berpotensi berbahaya.
Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. "Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," tambahnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta