YOGYAKARTA iNewssleman.id - Badan Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi 18 kali guguran lava pijar sepanjang Senin (19/2/2024) dini hari. Jarak luncur maksimal 1.100 meter ke arah Kali Bebeng dan 800 meter ke arah Kali Boyong.
Secara umum Cuaca berawan, mendung, cerah. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 18-28,5 derajat Celsius, kelembaban udara 60-99 persen, dan tekanan udara 768,5-918,6 mmHg. Volume curah hujan 34 mm per hari.
"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 100 m di atas puncak kawah, "tulis BPPTKG.
BPPTKG juga mencatat terkait Aktivitas kegempaan. Tercatat terjadi 61 gempa guguran dengan Amplitudo 3-22 mm denhan durasi 20,96-139,04 detik. 10 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan Amplitudo 2-5 mm, S-P 0,3-0,5 detik, Durasi 5-6,96 detik. Dan 8 kali gempa. Tektonik Jauh dengan Amplitudo 2-45 mm, S-P 11,46-22,36 detik, Durasi 33,48-97,84 detik.
"Teramati 17 kali guguran lava ke arah barat daya atau Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.100 meter. Teramati 1 kali guguran lava ke arah selatan atau Kali Boyong dengan jarak luncur 800 meter, " tambahnyam
Aktivitas masih level siaga atau level 3 di mana BPPTKG menyebut potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," himbau mereka.
Editor : Wisnu Aji