SLEMAN, iNewssleman.id - Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi dua kali awan panas guguran pada Selasa (20/2/2024) petang. Jarak luncuran mencapai 1.400 meter.
BPPTKG menyebut awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 17:45 WIB dengan Amplitudo max 31 mm, durasi 136.44 detik, estimasi jarak luncur maksimal 1400 meter ke Barat Daya. Kemudian kejadian kedua terjadi pada pukul 17.50 WIB dengan Amplitudo max 53 mm, durasi 154.84 detik, estimasi jarak luncur 1600 meter ke Barat Daya.
Secara umum sepanjang Selasa sore cuaca mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 20,7-23 derajat Celsius, kelembaban udara 59-99 persen, dan tekanan udara 768,5-918,5 mmHg dan Asap kawah tidak teramati.
Selain dua kali awan Panas Guguran, BPPTKG juga mencatat terjadi 47 gempa guguran dengan Amplitudo 3-30 mm dengan durasi 23-162,8 detik. Dua kali gempa hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 5-17 mm, S-P 0,3-0,7 detik, durasi 6,9-9 detik dan sekali gempa vulkanik Dangkal denhan amplitudo 70 mm berdurasi 11,9 detik.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya,"ujar BPPTKG.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Dan Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Editor : Wisnu Aji