“Mulai dari pemeriksaan, obat dan pemeriksaan penunjang dikaver oleh BPJS Kesehatan,” ujarnya.
Sebagai RS pemerintah dan pendidikan, pihaknya menjauhi dari pemikiran untung rugi. Hal yang diterapkan merupakan bagian dari proses pelayanan dan pendidikan.
Kepala KSM Jantung dan Pembuluh Darah RS UNS Dr dr Habibie Arifianto, Sp.JP(K), M.Kes, FIHA mengatakan, sejak tahun 2017 hingga tahun 2022, terdapat 1.200 pasien gagal jantung yang masuk ke RS UNS. Angka perbaikan kasus gagal jantung di RS UNS sangat signifikan sejak tahun pertama didirikan. American Heart Association memberikan pengakuan terhadap konsistensi RS UNS untuk merawat pasien gagal jantung.
Tak kalah penting adalah pencarian dari penyebab gagal jantung. RS UNS tengah berupaya melangkah agar bisa menuju ke operasi bedah jantung. Sehingga penanganannya betul-betul paripurna sesuai standar internasional.
Kepala Instalasi Laboratorium Kateterisasi RS UNS dr Irnizarifka, SpJP(K), FIHA, FAPSC, FAsCC mengatakan, RS UNS terus mengobati pasien sesuai dengan standar internasional, dan dimuat dalam tulisan ilmiah yang dipublikasikan.
"Sehingga dari situ, dapat diketahui tingkat kematian pasien gagal jantung di RS UNS dalam satu tahun adalah 7,4 persen, dimana angka tersebut sangat kecil dibandingkan dengan registri data Eropa dan Asia,” tutur Irnizarifka.
RS UNS menjadi salah satu dari empat RS, dan satu-satunya RS tipe C yang mendapatkan penghargaan dari American Heart Association.
Editor : AW Wibowo