YOGYAKARTA, iNewssleman.id - Moses Patibang (18) diterima menjadi mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Kondisi ekonomi keluarganya yang terbatas, tak menghalanginya untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Moses Patibang terlahir dari keluarga sederhana yang tinggal di rumah kayu di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Ayahnya Natan Kapitong (55) menjadi orang tua tunggal yang menggantungkan hidupnya dari bertani singkong. Terkadang dia menjadi tukang ojek panggilan dengan penghasilan sangat terbatas.
Untuk menghidupi keluarganya, Natan dibantu anak pertamanya yang bekerja sebagai buruh bangunan di Papua. Anak pertamanya juga ikut membantu membayar biaya kuliah anak keduanya di salah satu universitas swasta di Toraja.
Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Natan untuk meminta anak bungsunya agar menunda keinginan untuk kuliah. Namun Moses bersikeras dan terus meyakinkan, jika pilihan kuliah di UGM demi masa depannya kelak.
Akhirnya pada 26 Maret 2024 lalu, Moses menghadiri acara ibadah di gereja. Usai beribadah, dia membuka pengumuman SNBP di ponselnya dan dinyatakan diterima di UGM. Moses menjadi satu-satunya siswa lulusan SMA Negeri 3 Toraja yang tahun ini diterima kuliah di UGM. Kini dia juga terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah. Saat registrasi mendapat subsidi UKT 100 persen atau kuliah gratis.
“Saya selalu masuk peringkat lima besar di SMA,” katanya.
Menurutnya, pilihan kuliah di prodi Ilmu Komunikasi, karena terinspirasi sosok Najwa Shihab yang sangat diidolakan. Dia ingin bisa berbicara di depan publik yang baik seperti Najwa Shihab.
“Kalau sudah lulus kelak saya bercita-cita ingin menjadi dosen” katanya.
Moses mengaku sudah lima tahun ibunya meninggal. Namun pesan sang ibu selalu diingatnya. Salah satunya agar dia harus rajin belajar dan giat hingga menggapai cita-cita yang setinggi langit.
“Terima kasih ibu. Ini saya persembahkan untuk ibu,” katanya.
Setelah ditinggal Moses ke Yogyakarta, Natan kini tinggal seorang diri. Namun dia mengaku bahagia anaknya pergi merantau untuk menjemput mimpi besar.
“Semoga UGM dapat selalu memberi kemudahan dan bantuan kepada anaknya, selama menempuh kuliah. Moses harus dapat tepat waktu menyelesaikan kuliahnya,” katanya.
Subsidi UKT 100 persen menjadi sebuah mimpi yang jadi nyata untuk keluarganya yang memiliki beban finansial. Secara ekonomi Natan termasuk golongan tidak mampu dengan pendapatan di bawah Rp500.000.
Editor : Wisnu Aji