KULONPROGO, iNewssleman.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyebut Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di Indonesia mencapai 56,33 persen. Angka ini terus mengalami peningkatan seiring banyaknya kolaborasi dengan berbagai pihak guna mewujudkan Indonesia emas 2045.
“Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia kini di angka 56,33 persen,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Raden Isnanta, pada Rakor bertajuk Jumpa Kolaborasi dan Sinergi untuk Muda Berdaya di Kulonprogo, Senin (5/8/2024) malam.
Indeks Pembangunan Pemuda ini, sejatinya dari tahun ke tahun indeks ini terus meningkat. Pada 2022 Kemenpora mencatat sebesar 55,33 dan di 2023 55,83 persen.
Isnanta mengatakan, kegiatan ini merupakan pelaksanaan Perpres 43/2022 tentang oordinasi strategis lintas sector yang meliputi 28 Kementerian/Lembaga dan dinas turunan di 38 provinsi dan sebagian kabupaten/kota. Harapannya nanti bisa menyamakan program sebagai daya ungkit terhadap meningkatnya skor IPP.
"Kegiatan ini juga untuk menyinkronkan program-program kepemudaan sekaligus untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) menuju Indonesia Emas 2045," kata dia.
Program unggulan Kemenpora yang akan ditawarkan kepada lintas sektor, di antaranya Wiramuda, Collabs Rangers, Kreativesia, Pesta Prestasi, dan diskusi Klub Berkawan. Program ini bisa diadopsi sebagai program unggulan di provinsi.
Deputi asal Kulonprogo ini melihat pemuda dalam rentang usia 16 hingga 30 tahun di Indonesia jumlahnya 64 juta. Jika kegiatan yang dibuat kecil-kecil dan hanya menyentuh jumlah pemuda yang kecil, maka tidak akan memiliki dampak apa-apa terhadap IPP.
"IPP merupakan salah satu instrumen penting untuk memberikan gambaran kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia. Kita membutuhkan kenaikan yang tajam dari IPP ini untuk menghasilkan pemuda yang memiliki daya saing tinggi menuju Indonesia emas 2045," tuturnya.
Untuk meningkatkan IPP terus dilakukan kolaborasi lintas sektoral yang lebih luas dalam penyelenggaraan pelayanan kepemudaan. Pemuda juga dihberikan kesempatan berpartisipasi dalam berorganisasi, kewirausahaan hingga partisipasi dalam bidang sosial dan politik.
“Butuh kerja keras dan komitmen bersama dalam menyusun strategi kebijakan yang tepat untuk dapat mendorong capaian target. Sinergisitas semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, swasta, dunia pendidikan, media, masyarakat dan OKP harus terus ditingkatkan pola koordinasi dan komunikasinya,” ujarnya.
Editor : Wisnu Aji