Ia meraih gelar Doktor di bidang Desain Konvergensi Kelautan dari Universitas Nasional Pukyong, Korea Selatan. Sepanjang 2023 hingga kini, sebanyak 53 artikel telah terpublikasi di jurnal internasional terindeks.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari 139 artikel yang terpublikasi selama 6 tahun terakhir. Selain itu terdapat 37 artikel yang terpublikasi pada prosiding internasional terindeks sepanjang 2023 hingga kini. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 77 artikel yang terpublikasi sejak 2019.
Berikutnya Dr. Eng. Nugroho Agung Pambudi yang merupakan Dosen Pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin (PTM) FKIP UNS. Ini merupakan kedua kali Nugroho memperoleh pengakuan dalam World’s Top 2% Scientist setelah sebelumnya pada 2021. Latar belakang pendidikannya meliputi gelar Dr.Eng., diperoleh di Earth Resources Department Kyushu University.
Kepakaran Nugroho Agung Pambudi dalam bidang konversi energi, khususnya terkait efisiensi energi dan analisis energi pada sistem pembangkit listrik. Kepakarannya meliputi teknologi energi terbarukan seperti geothermal, biomassa, dan sistem pemanas air tenaga surya. Sepanjang 2023 hingga kini, sebanyak 9 artikel telah terpublikasi di jurnal internasional terindeks.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari 59 artikel yang terpublikasi selama 10 tahun terakhir. Selain itu terdapat 2 artikel yang terpublikasi pada prosiding internasional terindeks sepanjang 2023 hingga kini. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 40 artikel yang terpublikasi sejak 2016.
“Betul, ini saya kedua kali. Dulu tahun 2021 saya dapat penghargaan ini. Pengakuan ini diberikan murni berdasarkan prestasi yang tercatat di publikasi ilmiah dan pengaruh karya di komunitas akademik global,” ujar Nugroho Agung Pambudi.
Perlu diketahui, World's Top 2% Scientist disusun oleh para peneliti dari Universitas Stanford yang bekerja sama dengan penerbit ilmiah Elsevier dan SciTech Strategies. Penilaian untuk masuk dalam daftar ini menggunakan beberapa faktor penting, yaitu jumlah sitasi kumulatif, indeks H, dan jumlah sitasi per artikel.
Tim penyusun daftar mengandalkan data dari Scopus, salah satu basis data penelitian terbesar di dunia yang mencatat jumlah publikasi ilmiah, jumlah sitasi, dan berbagai metrik lain terkait pengaruh penelitian seorang ilmuwan.
Editor : AW Wibowo