Kepala Dinas Kebudayaan Kulonproog Eka Pranyata mengatakan, misi budaya ini untuk mengenalkan potensi dan keragaman seni budaya yang ada di Kulonprogo. Selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antarseniman, maupun kerja sama dengan pemerintah setempat.
“Alhamdulillah tadi respons pengunjung cukup bagus. Apa yang ditampilkan sangat memukau penonton,” katanya.
Festival ini dipilih karena adanya jalinan komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pasuruan. Kebetulan ada event yang cukup menarik yang dihadiri ribuan pengunjung dengan beberapa fasilitas yang ada. Kegiatan juga mendapat dukungan dari Dana Keistimewaan DIY.
Sendratari Sugriwa-Subali mengisahkan keinginan Mahesa Suwa untuk mempersunting Dewi Tara. Nafsu angkara membutakan rasa dan perasaannya sehingga mengusik ketenangan Kahyangan Jonggringsalaka. Akhirnya, Batara Guru mengutus Sugriwa dan Subali untuk menumpas angkara di Kerajaan Kiskendo.
Peperangan antara Mahesa Sura dan Lembu Sura melawan Sugriwa dan Subali dibantu pasukan kera tak terhindarkan. Penguasa kerajaan Kiskendo yang kalah kemudian masuk ke dalam kerajaan. Subali mengejar dan berpesan kepada Sugriwa, jika aliran dari dalam kerajaan berwarna merah berarti Subali menang, dan ketika berwarna putih berarti Subali kalah dan Pintu harus ditutup.
Ternyata yang keluar berwarna merah dan putih. Sehingga Sugriwa menutup pintunya. Subali yang masih hidup dan mengalahkan Mahesa Sura dan lembu Sura dengan cara membenturkan kepala. Subali Berhasil keluar, menembus atap kerajaan Kiskendo
Editor : Wisnu Aji