2. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Muda.
Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Pratama, sang masinis akan melalui serangkaian tes dan diklat lagi. Setelah lulus baru akan menjalani 8.000 jam perjalanan KA sebagai pimpinan perjalanan yang mengoperasikan KA secara reguler maupun langsiran.
3. Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) Tingkat Madya.
Setelah menjalani tahapan di ASP Tingkat Muda, Masinis akan menjalani tes dan diklat lagi untuk ke tahap berikutnya. ASP Tingkat Madya bisa membutuhkan waktu 1 tahun 11 bulan atau lebih menyesuaikan pelaksanaan Diklat ASP Muda dan pelaksanaan sertifikasi.
ASP Tingkat Madya sama persis tugasnya dengan masinis muda, namun bisa ditugaskan sebagai penyelia atau instruktur.
Dikatakannya, lokasi pendidikan bagi calon masinis akan ditempatkan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BP-TP) Sofyan Hadi Bekasi untuk sarana berpenggerak listrik, dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BP-TT) Darman Prasetyo Yogyakarta untuk non-listrik.
Pendidikan dan pelatihan yang ditempuh juga tidak serta merta semudah yang dibayangkan. Seorang calon Masinis harus lulus dan memiliki tanda lulus pendidikan dan pelatihan Awak Sarana Perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.
Tidak hanya itu, calon masinis juga harus lulus uji kecakapan sebagai awak sarana perkeretaapian sesuai dengan sistem pengoperasiannya.
"Ketatnya persyaratan untuk menjadi masinis tidak serta merta membuat profesi ini hanya diisi oleh laki-laki saja. KAI juga membuka kesempatan bagi para srikandi Indonesia untuk menjadi masinis. Hal ini tentu merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesetaraan gender dalam dunia kerja," ucapnya.
Editor : AW Wibowo