Mengusung tema Indonesia Menuju Ibukota Budaya Dunia, pengunjung bisa melihat pertunjukan seni budaya, pameran 13 ICH dengan narasi filosofi di dalamnya, workshop tari Saman, Pencak silat dan Jamu. Selain itu juga ada seminar tentang wayang dan sarasehan keris. Sejumlah koleksi keris dan wayang milik Fadli Zon turut dipamerkan pada kegiatan tersebut.
“Di dalam proses inskripsi ini, kita berkomitmen melestarikan Warisan Budaya Takbenda dengan menyebarluaskan dengan berbagai kegiatan agar ada keberlangsungan dari warisan budaya itu,” katanya.
Fadli Zon berharap ekspresi budaya seni yang memadukan unsur teknologi itu dapat menginspirasi masyarakat. Kreativitas seni budaya harus terus berkembang dan bersifat adaptif mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini menjadi keniscayaan di era globalisasi agar wayang bisa lebih mudah diterima oleh generasi muda.
“Budaya Indonesia yang tertua di dunia berdasarkan penelitian. Diperkirakan ekspresi budaya di Indonesia ditemukan kurang lebih sekitar 60 ribu tahun lalu,” ujar Fadli.
Fadli mengajak seluruh masyarakat untuk terus mengembangkan ekspresi kebudayaan Indonesia. Terutama bagi para stakeholder terkait, khususnya para pegiat seni budaya. Masyarakat harus ikut membangun ekosistem kebudayaan Indonesia.
”Orang Indonesia harus menghargai budayanya sendiri karena bangsa yang beradab itu adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya,” pesan Fadli.
Selama sepekan, ICH Festival juga akan menghadirkan berbagai suguhan pertunjukam seni budaya. Mulai dari penampilan tari kreasi anak, band Musik Tradisi Modern seperti Sri Rejeki dan Slamet Man feat Sinden legendaris Anik Sunyahni, sampai Dagelan Yogyakarta oleh Kirun, Marwoto, dan Yati Pesek.
Editor : Wisnu Aji