Muktamar Ilmu Pengetahuan, Rektor UNS: Perguruan Tinggi Andil dalam Ketahanan Pangan

Dua wakil menteri turut menghadiri muktamar ini. Wakil Menteri Agama, Muhammad Syafi’i dalam kesempatan ini menilai konsep civil society sangat efektif bila dikembangkan dari lingkungan tempat ibadah. Masjid sebagai salah satu tempat ibadah telah digunakan sebagai tempat membangun civil society sejak zaman Rasulullah.
Ia menegaskan, sudah selayaknya masjid digunakan kembali sebagai pusat peradaban umat muslim. Masyarakat perlu menjadikan masjid sebagai pusat pengembangan kehidupan sosial masyarakat Islam dalam menciptakan tatanan peradaban yang memiliki nilai sentral.
“Masjid merupakan modal sosial yang sangat besar di zaman nabi dalam menciptakan peradaban Islam di saat itu yang kekuatan peradabannya sampai sekarang masih bisa dinikmati. Melalui diskusi ini, saya melihat bahwa penguatan civil society akan sangat efektif bila juga ada peran tokoh agama,” ujar Muhammad Syafi’i.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan bahwa ketahanan pangan nasional merupakan hal yang sangat vital. Berbagai program dikembangkan untuk mendukung realisasi hal tersebut. Penyederhanaan regulasi distribusi pupuk, koordinasi terpusat tata kelola penyuluh pertanian, penyesuaian ulang Bulog, serta partisipasi petani milenial menjadi program-program yang disiapkan oleh pemerintah.
“Ke depan, (distribusi) pupuk disederhanakan. Dari pabrik langsung ke pengecer atau gapoktan (red: gabungan kelompok petani) langsung ke petani. Kita sedang bersiap secara bertahap,” tutur Sudaryono.
Isu Strategis Muktamar Ilmu Pengetahuan 2024 terbagi ke dalam tiga sesi diskusi. Masing-masing mengangkat isu-isu strategis yang relevan. Pertama, Swasembada Pangan dengan Pertanian Organik, yang akan menggali solusi atas tantangan ketahanan pangan yang berbasis kearifan lokal.
Kedua, Strategi Pemberdayaan dan Pengabdian NU, yang akan mengkaji strategi pemberdayaan masyarakat untuk meneguhkan kembali posisi NU sebagai civil society. Ketiga, Indonesia dalam Peta Geopolitik Terkini, membahas peran strategis NU dalam dinamika geopolitik regional dan global.
Hal ini sesuai dengan upaya UNS untuk mendukung tercapainya SDGs ke 2 yaitu tanpa kelaparan melalui program ketahanan pangan, dan SDGs ke 3 yaitu kehidupan yang sehat dan sejahtera.
Editor : AW Wibowo