Pemerintah Efisiensi Anggaran, Ini Respons Guru Besar UMS

"Anggaran yang dikeluarkan dalam jumlah besar dan dibelanjakan di sektor dalam negeri, seperti untuk program makanan gratis ini, dapat memberikan dampak positif pada perekonomian. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan permintaan domestik dan mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Namun, di sisi lain, banyak pembiayaan untuk proyek-proyek penting yang terpaksa harus tertunda. Beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang seharusnya memberikan dampak positif bagi perekonomian dalam jangka menengah dan panjang, kini terhambat akibat kebijakan pengurangan anggaran. Proyek infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi juga mengalami keterlambatan, yang berpotensi memperlambat laju pemulihan ekonomi.
Dengan kebijakan efisiensi anggaran ini, pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto perlu membuktikan bahwa kebijakan tersebut mampu mendorong aktivitas ekonomi. Pada tahun pertama pemerintahannya, pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tercatat di atas 5 persen.
"Saya pesimistis bahwa kita akan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tahun ini. Namun, kita tetap perlu menunggu hasil dari kebijakan efisiensi anggaran ini. Apakah kebijakan ini akan berdampak positif pada perekonomian, atau justru memperburuk kondisi ekonomi?" ucapnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo